Feeds:
Posts
Comments

Posts Tagged ‘teater’

Sang Petualang


Dunia acting menjadi pelengkap petualangan kehidupan yang selalu diciptakannya

Penuh kontradiktif. Perasaan itu muncul sesaat setelah melihat penampilan Ario Bayu Wicaksono pagi itu. Wajahnya segar. Rambutnya yang habis dipotong cepak masih sedikit basah. Tubuhnya tinggi dan berisi dengan tatapan mata tajam di bawah alis tebalnya. Lalu kemanakah si Amir yang homoseksual tulen yang diperankan oleh Bayu (nama akrab Ario Bayu) dengan sangat luget dalam pementasan drama musical Onrop! itu? Sebaliknya, ia memperkenalkan diri dengan gestur tubuh yang tegap bak polisi. Sisi maskulinitas tampak menonjol pada dirinya. Sedang beraktingkah dia sekarang?

Bayu tersenyum menanggapi keraguan itu. Bukan yang pertama ia memerankan pria homoseksual. Sebelumnya, ia berperan serupa di film Pesan dari Surga dan Kala yang disutradarai Joko Anwar. “Saya senang sekali kalau kelelakian saya dipertanyakan. Ini artinya saya berhasil memerankan dia,”ujarnya diplomatis, matanya menatap tajam. Suara musik jazz kembali mengalun di restoran tempat pertemuan. Suasana terasa seperti sebuah penggalan adegan drama ketika seorang tokoh lelaki meyakinkan kekuatan cinta pada kekasihnya. Apalagi kemudian terlihat ia menghembuskan asap rokoknya dengan mendongakkan kepalanya. Membiarkan suasana lengang. Seperti sedang berpikir. (more…)

Read Full Post »

Dewi edisi April 2008

Rieke Diah Pitaloka

Menuju Akar Rumput

Ada gelar ataupun tidak, dia selalu ingin mengangkat dirinya sebagai duta kemanusiaan

Duta Kemanusiaan

Duta Kemanusiaan

Terasa betul Rieke Diah Pitaloka memaksa diri untuk bersikap hangat pagi itu. Wajahnya pucat dan ia terus membekap jaket hitam yang dikenakannya. Sikap kenes yang baru saja diperlihatkan dalam siaran langsung di stasiun televisi swasta tiba-tiba sirna. Dia berubah menjadi sedikit pendiam. “Ya, inilah aslinya aku. Sedikit pendiam. Bedalah kalau sudah di panggung,” katanya diplomatis. “Tapi memang aku agak sedikit kesel. Bukan apa-apa sih, cuma aku nggak suka segala sesuatu yang nggak well prepared,”ia mengungkapkan kekesalan yang membuat wajahnya mendung pagi itu.

Tapi itu tak lama. Saat disinggung tentang aktivitas terakhir, raut wajahnya langsung gembira. Ia tampak begitu antusias membicarakannya. “Aku sedang mempersiapkan pementasan Monolog Perempuan Menuntut Malam, untuk memperingati hari perempuan sedunia 8 Maret,”tukas Rieke yang pada saat wawancara berlangsung masih dalam proses pelatihan. “Ini memang agak nekad. Karena di sana aku juga menjadi pemain, bersama Niniek L. Karim dan Ria Irawan. Tapi juga menjadi produser dan penulis naskah bersama Faiza Mardzoeki,”ia membeberkan pekerjaan yang menyita energinya. (more…)

Read Full Post »