Feeds:
Posts
Comments

Posts Tagged ‘success story’

Universitas Kehidupan

danang widoyoko

Ia menikmati dunia yang penuh tantangan sebagai sarana untuk meraih ilmu langsung dari universitas kehidupan

Suasana terasa ramai di kantor Indonesia Corruption Watch (ICW) siang itu. Puluhan anak-anak muda tengah berkumpul, bercengkerama, berdiskusi, dan melakukan kliping tentang korupsi. Mereka adalah volunteer yang tengah memelajari dunia korupsi di Indonesia. Terik matahari yang memasuki ruangan melalui celah-celah atap dan jendela tidak sedikitpun mengurangi kehangatan. Koordinator ICW, Johanes Danang Widoyoko, tampak bangga memperlihatkan aktivitas tersebut. Kesadaran harus ditumbuhkan di kalangan generasi muda.

Pertemuan ini terjadi kala konsentrasi Danang disibukkan oleh seleksi Komite Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Ia bicara menggebu-gebu tentang Pemilu dan keberlangsungan negeri ini. Kalimat-kalimatnya diucap dengan sangat cepat. “Sangat penting terlibat dalam agenda ini karena KPU adalah salah satu muara korupsi politik di Indonesia,” ia mengungkapkan kegelisahan akan adanya perkembangan reproduksi korupsi yang semakin menjadi-jadi. Model korupsi itu tidak hanya berhenti untuk memperkaya diri sendiri. Jauh dari itu adalah untuk memperkaya partai dengan tujuan partainya menang. “Orientasinya kekuasaan,”ujarnya. (more…)

Read Full Post »

Lentera Hati Suciwati

 

Aku bahagia karena memiliki cinta yang demikian besar, sehingga dengan cinta itu aku bisa bermanfaat untuk orang lain.

suciwati munir

Suciwati, perempuan yang pernah mendapatkan gelar Asia’s Hero 2005 versi majalah Time, tidak pernah berhenti memperjuangkan keadilan dan penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia. Meski kini tinggal di Malang dan membuka sebuah toko suvenir dan oleh-oleh, ia mampu membagi waktu untuk mengurus berbagai aktivitasnya yang lain. Di antaranya Komite Aksi Solidaritas untuk Munir (KASUM), Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan (JSKK), Kontras (komisi yang menangani kasus orang hilang dan tindak kekerasan, dibentuk almarhum Munir), dan Imparsial (LSM yang bergerak dalam pengawasan dan penyelidikan pelanggaran HAM di Indonesia).

Di sebuah hari yang hujan, ia bercerita tentang aktivitas, cinta, kehidupan, dan mimpi-mimpinya. Cuaca dingin melarutkan segala kisah yang dituturkannya dalam suasana santai. Kadang terlihat air membasahi bola matanya kala bercerita tentang cintanya pada Munir, almarhum suaminya. Namun tak jarang terasa kering ketika meluapkan kemarahan yang sama sekali tak terasakan dalam penampilannya. Itulah suasana saat bertemu Suci, aktivis HAM Indonesia, pada suatu hari di bulan Januari. (more…)

Read Full Post »

Kompromi dalam Dunia Tanpa Kompromi

aditya novali

Keuletan dalam menghadapi tantangan dengan damai telah mengisi dan memperkaya kreativitasnya

 

Nama Aditya Novali meramaikan cerita dalam dunia seni kontemporer Indonesia. Dua pameran tunggal yang digelar di dua tempat berbeda dalam dua tahun terakhir ternyata cukup menarik perhatian khalayak. Banyak pecinta seni yang mengungkapkan bahwa ide karya yang dibawanya segar dan kontekstual, diramu dalam sebuah kreasi yang menyenangkan, seolah siap dimainkan dan diapresiasi oleh siapapun. Karya bukan dibuat hanya untuk segelintir manusia, atau usia. Isu interdisipliner sangat terasakan di dalamnya.

Pada pameran Indoscape: A “Geo-History” di Canna Gallery Jakarta, 2011, ia membuat kreasi berupa peta Indonesia yang dibuat dari beberapa elemen seperti lilin yang kemudian dilelehkan atau batang logam di dalam akuarium air. Karya yang mengingatkan kondisi (perpecahan) geografi Indonesia itu dikemas dalam bentuk menarik tanpa meninggalkan unsur kontemplatif dan fun.  Demikian pula pada The Wall: Asian (un) Real Estate Project, Project Stage for Artstage 2012 di Singapura, Januari lalu. Ia memunculkan partisi berbentuk apartemen mungil yang bisa diputar-putar, masing-masing ruang bercerita, sekaligus mengingatkan pada konsep hybrid. (more…)

Read Full Post »

Bukan Sekadar Penjaga Malam

harkristuti harkrisnowo

Akankah ia mampu memberi kontribusi atas segala hal yang disandangnya? Pertanyaan itulah yang terus mengisi dan memotivasi perjalanan hidupnya kini.

 

Waktu belum menunjukkan pukul delapan pagi. Direktur Jendral Hak Asasi Manusia (Dirjen HAM), Prof. Harkristuti Harkrisnowo, SH, MA, Ph.D (55) sudah duduk di ruang kerja. Di atas meja, setumpuk laporan dibaca dengan detail sehingga tugasnya untuk memberikan rekomendasi kepada Menteri Hukum dan HAM bisa dilaksanakan dengan baik. “Ayahku tentara. Sejak kecil saya dididik disiplin, bangun pagi, memulai kerja pagi,” Guru Besar hukum pidana Universitas Indonesia (UI), yang juga doktor pertama di bidang Criminal Justice di Indonesia, memulai pembicaraan. Wajahnya segar, nada suaranya riang.

Belakangan ini aktivitas Tuti, nama panggilan Harkristuti, meningkat tajam. Persoalan HAM sedang banyak dibicarakan, mulai dari kasus besar seperti Mesuji, Bima, hingga perempuan yang tidak bisa menimang bayinya karena tak sanggup membayar biaya persalinan. Khususnya terhadap kasus-kasus konflik yang bernuansa kekerasan amat meresahkan pikirannya. “Saya baru menyadari dampak yang luar biasa dari sebuah kasus kekerasan ketika diwawancarai Los Angeles Time akhir tahun 1990-an. Ternyata dunia internasional melihat kita sebagai suatu bangsa yang tidak punya hati nurani. Itu sebabnya, kita tidak boleh anggap kecil sebuah kasus, meski yang terluka hanya satu orang.” (more…)

Read Full Post »

Jejak Masa Depan

rezal kusumaatmadja

Dalam kehidupan personal yang amat linier, ia perlu wadah untuk mengembangkan keliaran ide dan gagasan-gagasannya

Rezal Kusumaatmadja benar-benar membawa hawa segar. Pandangan bahwa lingkungan dan sosial akan menjadi bagian integral dari sebuah bisnis akhirnya terbuktikan. Salah satu terobosan terbesar yang dilakukan adalah Carbon Trading (perdagangan karbon) dan Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD), di mana ia berhasil mengubah pola pikir proyek konservasi hutan yang biasanya dilakukan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan pemerintah dan bersifat non-profit, menjadi sebuah bisnis besar, profesional, dan tentu saja berorientasi profit. Prestasi itu menghantarkannya sebagai finalis Ernst and Young Social Entrepreneur Award tahun 2010.

Dalam berbagai forum lingkungan internasional, Rezal sering diminta tampil sebagai pembicara. Misalnya saja di UN Forum on Forest (UNFF) dan Pasar Karbon Asia. Ia juga berdiri sebagai anggota komite standar internasional untuk REDD + Social and Environmental Standards (SES) selain menjadi anggota dewan penasehat di beberapa lembaga internasional.  Saat ini, bersama dengan Dharsono Hartono, teman kuliahnya di Cornell, ia memimpin Proyek Konservasi Gambut Katingan di Kalimantan Tengah, yakni proyek restorasi ekosistem seluas 200 ribu hektar hutan gambut. Proyek konservasi lingkungan swasta terbesar di Indonesia ini mendapat sorotan dunia internasional karena wilayah konservasinya mencapai 3 kali lipat luas wilayah Singapura. (more…)

Read Full Post »

Terbang Bersama Mimpi                                                                             Connie Rahakundini Bakrie

Ia membebaskan diri dan pikiran-pikiran kritisnya melalui dunia pertahanan yang justru sangat penuh dengan aturan

connie rahakundini bakrie

 

“Are you happily married?” .

Kalimat itu disampaikan dengan nada tegas oleh Jendral bintang tiga Dinas Intelijen Israel (Mossad), Shlomo Gazit, di salah satu ruang di kantor di suatu sudut di Ramat Aviv, Tel Aviv, Israel. Perempuan yang duduk di kursi itu sedikit terhenyak. Suasana tegang menyelimuti. Di depannya  berdiri sosok dengan wajah dingin dan sedikit sombong. Tentu pertanyaan ini datang dari curriculum vitae yang menyebutkan nama suami yang juga seorang jendral di Indonesia, perempuan itu berkata pada dirinya sendiri. Namun, tiba-tiba muncul keberanian. “Maaf, apa maksud Anda menanyakan hal-hal yang sifatnya sangat pribadi?,”perempuan bersuara berat bernama Connie Rahakundini Bakrie itu kembali mempertanyakan.

Di lounge de Café, Mulia Hotel, Connie, 47 tahun, tersenyum mengenang kejadian yang pernah dialami beberapa tahun lalu kala ia sedang berada dalam suatu pertemuan wawancara untuk disertasi, The State Power – The Military element of The State Development. Shlomo Gazit duduk sebagai mantan ketua Amman (lembaga intelijen) di negara yang tak memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia itu adalah salah satu sumber yang diwawancarai. Connie sendiri adalah peneliti di INSS (Institute of National Security Studies), Tel Aviv, Israel. Saat ini, ia lebih dikenal sebagai pengamat pertahanan yang namanya dipertimbangkan di dalam dan luar negeri. (more…)

Read Full Post »

Belantara Cinta

Ia membiarkan keliaran pikirannya tumbuh dan terus membesar. Sebab hanya dalam belantara dan menjadi liyan, ia menemukan dirinya sendiri.

tosca santoso

 

Apakah perlu waktu untuk mengenal Tosca Santoso? Pada pertemuan pertama di sebuah kafe pagi menjelang siang, sikapnya amat formal, sedikit kaku, dan terasa benar sedang menimbang kemampuan orang yang diajak bicara. Setiap pertanyaan dijawab seperlunya. Suasana ini agak berbeda dengan gaya menulisnya yang luwes dan romantis di note-note yang dipasang di laman-laman facebook-nya. Namun untunglah, situasi kaku ini lekas terpecahkan manakala ia berada di ruang siar KBR68H. Ia bisa tertawa lepas. Tak ada beban. Ia banyak bercerita tentang hutan, novel yang ingin segera diselesaikan, serta kisah Tan Malaka. Rupanya ia butuh bicara hal-hal di luar rutinitasnya: radio dan segala prestasi-prestasi bisnisnya. (more…)

Read Full Post »

Gincu Merah Waldjinah

Bahkan sebuah keberuntungan tidak instan. Ada perjalanan panjang yang telah menyertainya jauh-jauh hari ke belakang

waldjinah

Waldjinah tak pernah berubah. Ia masih terlihat kenes dalam balutan kebaya kutu baru dan sanggulnya. Polesan kosmetik masih saja menunjukkan pamornya yang demikian kuat. Hingga kini nama dan citranya masih tetap sama: Ratu Keroncong Indonesia. Sulit untuk memunculkan nama yang bisa menyamai popularitasnya dalam dunia keroncong dan langgam di Indonesia. Nama Waldjinah selalu disebut yang pertama. Selalu. Meski dekade demi dekade telah berlalu.

Dalam beberapa pertemuan, dan khususnya ketika ia mengisi sesi pergelaran Anne Avantie di Kraton Susuhunan Solo akhir Mei lalu, suara dan penampilannya masih tetap juara. Bila berubah hanyalah petanda usia. Ia tetap ramah dan rendah hati kendati bintangnya sudah terang sedemikian lama dan abadi. Saat ditemui di kediamannya di Solo, ia sudah berdandan seperti siap pentas, meski menggunakan daster kesayangan, seolah menegaskan bahwa gaya dandanan itulah ikon dirinya. (more…)

Read Full Post »

Kebahagiaan Sejati

tri mumpuni

Senyuman mereka itu bahkan lebih berharga dari sekadar angka trilyunan rupiah

Tak pernah menyerah. Kalimat itu ditandaskan oleh Tri Mumpuni pada sebuah surel yang dikirim menjelang diri hari untuk menggambarkan dirinya sendiri. Rasa tanggung jawab terhadap keberlangsungan wawancara yang hanya sempat terjadi dalam perjalanan dari Hotel ShangriLa menuju rumahnya membuat ia rela menggunakan waktu malam untuk menjawab berbagai macam pertanyaan. Aktivitasnya belakangan ini kian padat. Puni, nama panggilan Tri Mumpuni, pengusaha sosial, penerima penghargaan Ramon Magsasay (2011), Climate Hero 2005 dari World Wildlife Fund for Nature, dan satu-satunya pengusaha yang dipuji Presiden Barack Obama ketika berkunjung ke Indonesia.

Segala penghargaan diterima Puni dengan sikap yang selalu bersahaja. Meski banyak melakukan pertemuan-pertemuan dengan tokoh dunia seperti Madeline Albright (menteri luar negeri Amerika Serikat) dan pertemuan tingkat tinggi dunia lainnya di berbagai negara, tak ada yang berubah pada penampilan maupun gayahidupnya. Ia tetap saja rendah hati. Hangat. Akrab. Tapi soal keluarga, ia masih tetap menomorsatukannya. Itu sebabnya, pertemuan mendadak dipersingkat karena suaminya, Iskandar Budisaroso Kuntoadji, bersamaan pulang dari Rwanda. “Saya sudah dua minggu tak bertemu Mas Is. Kami harus buka puasa di rumah,”ujarnya sembari meminta maaf. (more…)

Read Full Post »

Persembahan Kehidupan

  • Heri Dono

Ia serahkan hidupnya hanya untuk satu kata: seni, yang telah membebaskannya dari segala malabencana

Kenangan amat mengesankan menggenangi perasaan Heri Wardono. Kala itu ia melihat air danau kecoklatan perlahan-lahan berubah menjadi biru toska yang memberinya rasa damai dan sejuk. Ia bisa berenang, bahkan rasanya seperti terbang! Jauh di seberang, ia melihat kawan-kawannya menatap padanya. Dalam hati penuh kemenangan, ia bertekad menyeberangi lautan, membuktikan kekuatan. Setiap gerakan yang dilakukan seperti adegan slow motion film The Six Million Dollar Man. Pemandangan begitu indahnya. Begitu beningnya. Begitu heningnya. Pengalaman ini sungguh luar biasa.

“Mungkin pengalaman itu yang membuat saya menjadi seniman,” Heri Dono tersenyum, mengisahkan halusinasinya ketika tenggelam di danau Ancol, 40 tahun lalu, dan membuka percakapan mengenai dirinya sendiri pada suatu siang di Nadi Galleri, Jakarta. “Bapak hampir frustasi, sampai akhirnya menubruk tubuh saya yang sudah lemas,”katanya meneruskan. Waktu itu tipis sekali kemungkinan ia bisa bertahan dalam lumpur yang pekat. Tapi ia berhasil diselamatkan. Meski sesudahnya, ia harus banyak berurusan dengan obat-obatan dan…paranormal! (more…)

Read Full Post »

« Newer Posts - Older Posts »