Sketsa Perjalanan
“Suatu hari, saya terbangun dan menjadi seniman.” Pramuhendra (26) tersenyum, mengerjap-ngerjapkan matanya yang indah, menggali kenangan atas perjalanan kreativitasnya hingga kini. Di sisinya, tergeletak kanvas besar berisi sosok diri dan keluarganya yang digambar dengan menggunakan arang, sebuah cara sederhana tapi meninggalkan pesona luar biasa, dan menjadi salah satu kekuatan berkaryanya. “Arang sangat filosofis. Semua akan kembali ke debu. Memori seperti debu. Suatu saat akan hilang. Hitam dan putih, dan di situlah dibutuhkan satu lapis imajinasi,” ia bertutur. Di sana, ada sentuhan dramatik dibangun. Gelap dan terang. Akting. Naskah. Penyutradaraan. Sebelum akhirnya jemari menggarapnya. (more…)