Pagi ini sebuah telepon mengejutkanku.
”Bisa bicara dengan Bapak Rustika Herlambang?”
Aku yang baru saja melesat dari kemacetan Jati Baru Tanah Abang agak terhenyak. Bagaimana mungkin nama Rustika menjadi sesuatu yang maskulin? Tapi ternyata itu bisa saja terjadi. Toh intepretasi itu sah-sah saja.
Suara yang awalnya manis itu akhirnya berubah kecewa — mungkin ini perkiraanku—setelah aku menjawab bahwa akulah yang dimaksud sebagai nama itu. Setahuku di kantor ini, hanya aku yang bernama Rustika Herlambang –nama yang ditasbihkan oleh HRD Femina ketika aku menandatangani surat perjanjian kerjaku.
”Oh, kukira laki-laki”
Lalu, dia bilang bahwa dia tahu namaku dari blog percobaanku. Senang juga mendengarnya bicara jujur dengan salah satu artikelku: Christine Ay Tjoe. Dia berpikir aku laki-laki karena bisa membuat Ay Tjoe bicara panjang lebar seolah aku memang sedang jatuh cinta pada Ay Tjoe. Dan sepertinya dia berharap lebih dari itu untuk sekadar mengenalku lewat blog – yang sesungguhnya kupikirkan hanya sebagai almari penyimpanan artikel-artikelku yang tentu sudah banyak yang hilang sejak aku menjadi wartawan sejak 1995. Lalu dia hanya bilang, tulisan itu bagus. „Ternyata banyak juga ya, yang mengalami masalah seperti itu. Aku senang, aku merasa punya teman”.
Dan.. klik.. telepon pun ditutup.
Perbincangan tak berlanjut.
Aku kembali pada rutinitasku.
Jakarta, 10 September 2007
Sudut jendela kantorku
Rustika Herlambang’s Weblog
Selamat datang di blog percobaanku…
Seluruh artikel yang ada di blog ini sesungguhnya sudah pernah dimuat di Majalah Dewi. Tepatnya sejak bulan Januari 2007, alias dua bulan setelah aku bergabung di sana. Memang ada sedikit perbedaan versi dalam artikel yang kutampilkan di sini, barangkali karena editan dan halaman yang terbatas. Tapi tak apa. Buatku, itu seperti varian yang mengasyikkan.
Seperti kukatakan, ruang dalam menulis sangat terbatas. Sementara apa yang kudapat acapkali tak terbatas. Ini yang membuat sebagian dari “ruh” para narasumberku banyak mengendap dalam pikiranku. Kadang duduk manis, diam, bersemayam. Tapi tak jarang ruh” itu melayang-layang, mengembara, dan membuatku resah. Kadang aku kasihan dengan teman-teman dekatku yang akhirnya menjadi sasaranku untuk mengungkapkan kegelisahanku.
Blog ini setidaknya merupakan tempatku berbagi, melepaskan sedikit dari kepenatan yang ada.
Tentang Aku:
Saat ini, aku memilih sendiri, mengurus beberapa usaha sendiri, di bidang media monitoring, sekaligus mengurus CSR personal Batik Kebon by Rustika Herlambang. Aku bisa dihubungi di email rustikaherlambang@gmail.com.
Sebelumnya, selama 6,5 tahun aku bergabung di Majalah Dewi, sebagai redaktur eksekutif feature. Kisahnya sudah aku tuliskan lengkap di pengantar sebelumnya.
Sebelumnya, aku sempat bergabung dengan Media Indonesia selama lebih dari 5,5 tahun, sebagai wartawan fashion. Thanks buat MI yang sudah memberikan aku kesempatan yang luar biasa sebagai seorang wartawan. Thanks juga sudah memberikanku dua nama: Rustika Nur Istiqomah -khusus untuk liputan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Swedia dan Kisah Orang-orang Terbuang (akibat G 30 S/PKI) di Eropa. Dan nama Rustika Herlambang, untuk liputan panjang mengenai investigasi-tugas yang sesungguhnya aku gemari. Terutama untuk Abang Andi Noya – yang selalu mendukung dan memberi semangat padaku – ketika aku sedang lelah menghadapi berbagai tekanan.
Juga untuk mas Radhar Panca Dahana yang sudah memberikan aku kesempatan belajar menulis dan bekerja di Vista TV untuk pertama kalinya aku menginjak kota Jakarta.
Tentang duniaku
Menjadi wartawan ternyata sungguh menyenangkan. Bukan hanya tubuh yang mengelana ke ujung dunia, tapi juga pikiran-pikiran kita yang terus menerobos segala batas yang pernah ada. Aku sangat menikmatinya.
Meski kini aku duduk sebagai redaktur profil –yang notabene hanya berurusan dengan manusia– tapi petualangan itu tak pernah hilang. Bahkan terus berkembang, menemukan lahan-lahan baru yang belum dijamah oleh apapun. Inilah hal yang membuat aku merasa semakin “kaya” dimana aku bisa menyelam dalam kehidupan seseorang secara lebih personal. Lalu kubiarkan diriku mencuri “ruh” saat mewawancarainya, dan menuliskan “novelnya” dalam pikiranku.
Sungguh, apa yang tertulis di dalam blog ini hanyalah tataran permukaan semata. Di balik itu, banyak sekali hal yang tak tersampaikan di dalamnya. Banyak rahasia tersimpan di balik senyuman para tokohku, yang mungkin hanya Tuhan dan dia yang tahu apa makna di balik semua itu.
Tulisan ini, hanyalah sekadar ungkapan asliku. Sebelum diedit oleh editorku. Masih murni. Loncatan dari interpretasiku atas tokoh-tokohku.
Apresiasi
Tanggal 3 Desember 2009 lalu, artikel Tarian Kehidupan Eko Supriyanto, terpilih sebagai nominasi penghargaan Anugerah Adiwarta Sampoerna 2009, Liputan Kemanusiaan, kategori Seni dan Budaya.
Pertengahan Desember 2011, artikel Mencari Ruh Tari Fajar Satriadi, terpilih sebagai nominasi penghargaan Anugerah Adiwarta Samperna 2011, Liputan Kemanusiaan, kategori Seni dan Budaya.
mama, cerita ‘tentang aku’ nya lucu banget
hehehe
Hi… Tulisan Anda bagus-bagus.. lembut tetapi jelas.
Salam kenal.
terima kasih… mbak, mas, atau adik…
salam kembali
selamat malam mbak, aku Shaleh, salah seorang jurnalis di banda Aceh. boleh kita kenalaan?
silakan Shaleh. apa kabar Banda Aceh? aku berharap bisa mampir ke kotamu pada akhir November ini..
saya baru baca tulisan kamu,
wah, bagus… kamu bisa cerita soal Maia dan soal Dhani secara tanpa memihak. bahasanya juga enak dibaca.
terus berkarya yah, kutunggu cerita cerita hebatmu yang berikutnya…
terima kasih, Pak Andoko
memang itu tulisan Dhani sudah lama sekali. Tapi setidaknya saya bisa memberikan gambaran lain tentang dhani. Lepas dari segala komentar dia yang menyakitkan itu, pada saat wawancara terjadi, dan setelah wawancara (kami masih berhubungan baik sampai sekarang), saya bisa memahami perasaan dhani.
Saya sangat percaya Freud, untuk memahami seseorang kan harus dari berbagai sisi. Tak hanya dari penampilan semata. Tapi juga dari “signal” yang diberikan. Misalnya, kondisi rumahnya, mimpinya, masa kecilnya, kesukaannya, obsesinya, dan masih banyak lagi. Karena itu saya percaya, Anda jadi bisa lebih memahami mengapa Dhani menjadi sangat kalap karena persoalan itu.
Senang, mbak baca tulisan sampeyan. Ada sisi lain wanita yang bisa jadi nilai lebih, untuk bisa menelaah jauh (menelanjangi) orang, karena dengan kelembutannya, (mungkin). Banyak ide dan inspirasi menarik dari tulisan sampeyan…senang, “nemu” blog Anda.
Hai…
salam kenal..
tulisannya bagus banget lembut
bisa tahu enggak gimana cara nulis feature yang bagus
tahnaks
Irfan
blognya jadi bagus sekarang. kalau karya-karyanya memang udah baik sejak semula. gaya dan karakter bahasa khas, manis dan mendayu2. banyak pesan tersirat yang disampaikan menemui maknanya. selamat dan i miss u
Terima kasih, Haripuspita.. saya pikir, kita tengah membutuhkan sentuhan kelembutan untuk menenangkan dunia yang kian memanas belakangan ini…
Buat Irvan,
thanks pujiannya… rahasianya apa ya…. wah saya tak tahu, karena semua terjadi dengan sendirinya. Tapi kata teman-teman sekantor, saya biasanya bisa bikin tulisan bagus kalau saya jatuh cinta dulu dengan nara sumbernya. Ha ha ha… Tapi saya tak percaya, walau banyak teman meyakininya. Kata mereka, kalau saya jatuh cinta, tulisannya jadi bagus. wah… kalau begini caranya kan bisa berabe sayanya… he he he.
Meskipun pendapat itu ada benarnya. Bila kita mencintai sesuatu, maka kita akan habis-habisan untuk membuat yang terbaik. Nah, dalam hal ini, saya mencintai pekerjaan menulis, bukan pada nara sumber saya… (ini jawaban formalnya… )
koq comment saya tidak dibalas.
Sebenarnya nama “Rustika” terlalu feminim untuk disalahartikan kegenderannya. Mungkin kalau “Rustiko” Herlambang bisa jadi memang pria. Namun, mungkin penekanan/fokus kognitifikasi pada “Herlambang” menjadikan kemungkinan terjadinya kekisruhan persepsi. Sesungguhnya Rustika Nur Istiqomah lebih femalistik dari sisi perspektif gender. Selain itu terdengar lebih halus, santun, islami dan “keibuan”. Kenapa hanya ketika mereportase masalah GAM menggunakan nama ini. Ini adalah nama yang indah, lembut dan lebih feministik. Cobalah
terima kasih masukannya, Voldermort…. Akan dipertimbangkan.. wah, la kok kayak pejabat saja..
Mbak Tika , tampaknya perbedaan antara pekerjaan dan hobby menulis hasil wawancara tentang seseorang sudah tidak tampak lagi. Maka saranku, kayaknya bisa dech, ditingkatkan untuk membuat suatu cerita seperti suatu kisah di suatu daerah tertentu, contohnya “LASKAR PELANGI”. Rasa-rasanya, mbak Tika bisa dech,……. selamat bekerja smoga selalu sukses……
Hi Pak Wibi…. apa kabar? Bagaimana kalau kita buat saja LASKAR TANAH BUMBU?
Duluuuuuuu kan ada tiga sekawan tuh: Anda, Pak Zairullah dan Ike Edwin. Apa mau dibikin novel saja?
salam kenal,
nama anda mengingatkan nama teman SMA saya dulu.
Apakah Anda dari SMA Muhammadiah 1 Klaten?
saya kira itu tidak terlalu penting, ada hal2 yang lebih penting lagi……., saya orang awam dan anda mungkin lebih jago dalam hal karang mengarang dan tulis menulis, tetapi yang sering pertanyaan menjadi pertanyaan “apa sih sebenarnya tujuan dr wartawan” serta visi misi apa yang dibawanya. dan sekali lagi sejauhmana kepentingan berita yang harus disampaikan ke publik, atau mungkin ada kategori yang membedakan spesialisasi wartawan.
Salam sejahtera selalu,
Saya jenuh dengan berita politik, mode, lifestyle, dll. Yng cenderung membuat pusing, kiranya akan lebih komplit lagi di blog ini apabila menampilkan kesenian dan budaya di negeri kita yang mengekspose berita tentang perilaku kehidupan serta latar belakang seorang seniman serta filosofi yang terkandung didalamnya. Saya sebagai nota bene wong jowo yang hobi menonton khususnya kesenian jawa (wayang kulit, reog, kethoprak, dll) sangat kagum dan heran kenapa orang2 pada jaman dahulu dapat menciptakan suatu bentuk kesenian yang begitu sarat dengan tuntunan disamping sebagai tontonan dengan cara penyampaian yang santun serta dengan beberapa sanepa (herlambang….eh pralambang red) yang tidak melukai hati dan perasaan orang. Tetapi ironisnya justru asset mahal yang dimiliki bangsa terkikis dan terabrasi oleh budaya asing yang tak jelas asal-usulnya. Sebagai orang jawa yang selalu menjujung tinggi unggah-ungguh serta trapsilo, sangat prihatin melihat dampak yang sangat dashyat dan mengglobal dari berbagai sisi yang ditimbulkan terhadap pengaruh budaya barat tersebut. Lantas muncul dlm benak saya “iki opo gunane iki” dilihat dr sudut agama “meleset jauh” dari sisi kepribadian bangsa “Adoh banget” dari sisi pendidikan “Babar Blass”.
Sekarang mungkin pemerhati,pelaku,dan pelestari masih ada tetapi lama-lama kalau terkikis terus akan habis dan terus generasi anak cucu kita piye?
Sebenarnya masih banyak uneg2 yang mau saya tumpahkan disini mengingat keterbatasan tempat, mungkin harus cari kapling baru lagi.
Maaf untuk semua kalau ada yang tak berkenan.
salam kenal mbak Tika,
tulisan-tulisan di blognya informatif dan enak sekali dibaca.
saya jadi tahu tentang tokoh-tokoh yang namanya belum saya dengar atau sudah saya dengar tapi belum tau lebih dalam.
terima kasih. nice blog 🙂
Terima kasih, Nike…
Untuk Pak Sapta, wah pertanyaannya sangat dalaaaam banget yah.. nanti saya siapkan jawaban secepatnya.
Hi Tik… seneng banget ketemu kamu dan blogmu.
Gak bosen bosen lho aku baca tulisanmu
Duh, udah lama pengen lho belajar nulis…..
Sering banget banyak hal yang menumpuk di kepalaku , rasanya pengen bisa aku kluarin jadi kata kata, tapi kok gak pernah bagus ya…. he he he
Terus berkarya ya Tik…
Biarlah aku jadi pembaca setiamu..
Hi Mbakku… terima kasih banyak buat supportnya ya…
Ayuuk dong, bikin tulisan…. tanpa dicoba kan nggak bisa. siapa tahu nanti kemampuan menulisnya setara dengan kemampuan marketingmu yang luar biasa itu…. he he he…
kapan kita reunian SMP 2 Klaten angkatanmu dan aku sekalian. he he he…
ini mbak Atik yang dulu tinggal di pondok ngepos ya ??
Halo Mba salam kenal,
artikelnya bagus2 deh..
btw bolehkah saya minta contact-nya Ibu Hartati Murdaya..
atau dinomor brapa saya bisa menghubungi beliau (ASPRI-nya juga boleh).
Terima kasih sukses selalu untuk Mba…
Have a wondeful day!
pasiennya dah sembuh, thank buat bikin happy sedikit pusing, foto belum ganti jga ini.
Keep on the track !!! 😀
With Ur guidance, I’ve found this Ur blog. It’s great…., U’re great….! My suggestion is: maybe U have to alter Ur photograph.
Thx, see U, miss U, GBU.
Thanks buat support teman-teman semua…
Terima kasih buat leda-lede alias Masriadi yang sudah mau bersusah payah diwawancarain… dan juga nara sumber lain yang sudah memberikan kepercayaan buat saya..
untuk Mbak Achie, bisa hubungi Bu Anie di gedung CCM, Cikini…
“bukan cinta semusim ” artikel yang mba angkat dari idolaku,lain dari pada yg lain,dia bisa seterbuka itu.menurut mba marcell siahaan itu seperti apa????mungkin mba bisa kasih info karena udah pernah sedekat itu dgn dia.
Hi Gita… wadooow sedekat apa ? saya cuma bertemu wawancara selama dua jam bersamanya… Tapi sebelumnya saya memang mencari informasi dari berbagai pihak, membaca blognya, jadi bisa mengekfektifkan waktu pertemuan,,
Dia anaknya baik kok.. terbuka. dan kini lebih dewasa. mengerti apa yang menjadi keinginan dia.. walaupun untuk menempuhnya mungkin tidak mudah..
itu menurutku loh ya..
Hai Rusti, salut utk isi blogmu. Kapan nih nyimpang, maksudnya menulis selain utk media sendiri hehehe… Anda punya talenta sangat besar untuk nulis memoar atau biografi. Ok, kapan2 kita kerjasama ya. salam
ez
A lovely blog. Salam kenal mbak….
Thanks Edy, selalu ada kesempatan untuk bekerja sama kok..
Thanks juga buat Pak Surabaya Paintings Gallery…
Hi Rustika,
Thanks for the message – saya sudah contact Mrs Munoz. Dari situ temukan weblog kamu.
Thanks for the article you wrote about me dan saya jadi enjoy membaca article2 mu di situs ini.
Selamat ya! Tulisan nya bagus.
Ibu Suzy Hutomo,
terima kasih banyak sudah mampir di blog saya…
terima kasih atas supportnya.
Semoag bisa menjadi awal yang baik untuk kerjasama selanjutnya…
salam
Saya belum kenal Anda; tapi dari tulisan Anda di blog ini, Anda sangat berpengalaman sebagai wartawan.
Kebetulan saya juga suka menulis; beberapa tulisan saya diterbitkan luar negeri, pingin nulis di Indonesia tapi gagal.
Salam kenal.
Budi
Terima kasih Pak Setyo Budi..
sudah mampir di blog saya.. kebetulan memang saya sudah cukup lama bekerja sebagai wartawan, makan asam garam, tapi masih terus belajar untuk menulis..
wah Pak Setyo Budi hebat dong, bisa menulis untuk di luar negeri..saya malah kepingin tuh bisa begitu…
semoga tidak menampilkan lagi tulisan penjahat seperti pahlawan
salam kenal ya……. numpang baca2..
Assalamu’alaikum
mbak rustika…..!! saya dyah tertarik sekali mengenai zaini abdullah.
karena saya sedang mencari biografi tentang zaini abdullah sebagai lampiran untuk makalah tugas kuliah saya. dan ketika membaca dari blog mbak saya tertarik untuk mengetahuinya lebih jauh. bagaimana apakah mbak bisa membantu saya. dalam makalah saya tentang proses damai di Aceh sangat memerlukan prifil beliau. saya tunggu balasan ke e-mail saya!!terimakasih sekali jika mbak berkenan membalasnya.jazakallah
wassalam
Thanks buat teman-teman..
Laila.. antara pahlawan dan penjahat itu hanya berbeda setipis benang.. kita hanya bisa melihat dari satu sisi. Bagaimana dengan sisi yang lain? anyway thanks buat masukannya.
Untuk Aha, terima kasih sudah mampir
Untuk Dyah, apa yang bisa saya bantu untuk Anda?
Johny
Dear Atik
Salam kenal (kembali)
Saya adalah tetangga (sekaligus rekan satu fakultas) saat anda kost di Jl. erlangga tahun 90 – an. Saya gak sengaja menemukan nama anda saat search data seputar orang-orang “exile” (orang-orang Ind yg karena alasan politis/ideologis terpaksa mencari suaka di luar negeri), ternyata anda sudah melanglang sampai ke swedia untuk mewawancarai beberapa di antara mereka. Saya terkesan dgn interview anda dgn M. Ali Hanafiah, bagaimana kabar beliau sekarang ? Apakah anda masih sering kontak ? Soalnya usianya kan sudah sepuh sekali. Saya sendiri punya interes pribadi dgn orang-orang yang bernasib seperti Pak Ali ini, karena kebetulan alm ayah saya juga punya latar belakang
politis yang sama dengan mereka.
Ya sekian dulu, au revoir, et bon voyage.
HI Johny, terima kasih sudah mampir.. Pak Ali Hanafiah sudah meninggal beberapa waktu lalu… Ada cucunya yang memiliki arsip beliau..
Masih ada ratusan exile di Eropa. Mereka tahun lalu baru saja mengadakan reunian.. Masih ada Tom Iljas, dsb, saya masih ada kontaknya bila Anda berkenan..
tulisannya bagus bgt mba!
aku ini seorang yang bisa dianggap malas untuk membaca, kecuali membaca novel yang aku anggap menarik saja. dan blog ini bikin aku jadi ketagihan untuk terus membacanya. hebaatt!!! terus berkarya dan bikin semua orang jadi tertarik untuk membaca yaa mbaa. biar orang-orang malas seperti aku ini tergerak untuk membaca dan akhirnya memiliki sedikit ilmu untuk disampaikan kepada orang lain.
terima kasih banyak, Cynthia..
saya suka tulisan anda mbak..
enak di baca..
di fb nulis juga dong
wao, sebenarnya juga sudah lama saya ingin miliki majalah itu “memuat tentang artikel Ay tjoe christine” aku menemukan di meja warung belut krispi di depan kampus UPN, Surabaya. Sayangnya aku belum boleh menjadi pemilik dewi edisi itu…
Artikel itu menarik, ditambah bahasan tentang Ay tjoe, yah.. tambah mantab, terima kasih untuk mbak rustika
buat Endy n Bayu, thanks.. di FB biasanya aku posting artikel yang ada temennya di sana siih.. dan atas permintaan mereka. nggak enak kan, kalo ternyata mereka tak suka atas artikelku?
Endy, asyik juga ya di warung belut bisa sambil baca dewi?
Wah seorang Jurnalis..
Salam kenal yawh Mbak dan salam hangat Bocahbancar…..
Hi Rustika,
suka sekali membaca tulisan2nya, walaupun tadinya lagi cari info mengenai hal lain, eh kok tiba2 nyasar dan termenung baca tulisanmu,..pasti menyenangkan ya bisa berdiskusi langsung dan mengetahui pemikiran orang2 yang diwawancarai…
rgds, egie
mbak..,ngngngngngng…..
kmarin saya smpet lyat hsil wwncara mbak dngn mas Dimas Djay..
mngkin it kjadianny sdah lama y…
hehehe…sumpah saya grogi nulis dblg ini…bngung mau buat ap..pdahal kmarin wktu saya mau tdur,bnyak sekali yg ingin saya ketik …hehee…
eem…,boleh saya tahu e-mail mas Dimas mbak?
saya ada sedikit ide untuk proyek lnjutannya mas Dimas tntang film yg berbasis jati diri bangsa Indonesia it…..
atas prhatiannya, saya ucapkan trma kasih bnyak skali mbak….
mbak….ngngngng….
slam kenal sblumnya..,tulisan mbak bgus2 bgt…hehee…
saya sempat baca yg tntng mas Dimas Djayadiningrat…mngkin it sudah lama skali y mbak…hehehee….
eem…saya jd grogi mau menulis ap dblog ini…hehee….padahal kmarin wktu saya mau tidur, bnyak sekali yg ingin saya ketik…hee
saya boleh tau e-mailny mas Dimas mbak?
saya ad sedikit ide tntang proyek lnjutannya yg myngkut tntang proyeksi jati diri bangsa Indonesia…,maaf atas klncanganny.,tpi saya sngguh sngat ingin mngapresiasikan ide saya ini kpada orang yg mnurut saya berkpasitas dalam bidangnya mbak…..
sekali lagi saya minta maaf dan trima kash atas prhatianny… \/..
Made, alamat email Jay kuletakkan di halaman Dimas Jay saja ya.. biar pas… thanks.. semoga sukses
TERIMA KASIH!
salam kenal…
meski satu almamater dengan ugo namun belum pernah bertemu langsung, saya seperti (sudah) ngobrol dihadapan ugo untoro… klo membaca tulisan Anda tentang ugo, ngalir, sangat nyata dan jujur terungkapkan pribadi ugo, lingkungan hidupnya dll. tq!
Hallo, thank’s infonya. Berkat sharing Anda ttg mbak Gadis, saya jadi mampir ke blog Anda. Mampir juga ya ke blog saya:
http://www.lifeschool.wordpress.com
(The 1st Daily Updated Indonesian Blog)
Sukses, demi Indonesia Raya!
Bhayu M.H.
P.S.: I will visit your nice & truly inspire blog regularly, of course 😉
Sama nih komentarnya dengan yang laen, tulisannya baguu..s. Capek lihat blog yang lain, terus pingin tahu Menkeu kita, perempuan hebat menurutku, ketemu di blog ini. Sukses mbak. Makasih mbak
mengalir dan selalu berupaya elegan dalam tutur tulisannya. hm…. menarik….. pada beberapa tokoh…. pada beberapa tokoh yang lain tutur itu tidak mampu menarikku untuk lebih dalam lagi membaca, atau menekan tombol pagedown scrooldown……..
feature: selalu membawa kita pada garis tipis kehidupan, antara kegagahan dan kelemahan, kesuksesan dan penderitaan….
melankolis dan eksistensialis….
saya menikmatinya…. dalam…. sedalam regukan wine yang kalau bisa dipersembahan ke mulut dan cawanku…… free… bhehehe……..
sembari mereguknya dalam balutan busana anne avantie dan mendengar desah lagu maia…..
wahai……
sorry mbak….. lebay…. abis kebawa suasana baca….xixixi….
salam kenal ya….
hallo mbak,
saya putra Rinny Noor, terima kaish ya, tulisan dan artikel mamah bagus sekali.
dear Iman Fattah, terima kasih atas apresiasinya.. senang sekali dapat masukan daru Anda.. Sebenarnya… kisah Mamah Anda itu jauuuuhhh lebih menarik dari tulisannya..
Abak, terima kasih untuk masukannya. Saya sadar sepenuhnya, tidak semua artikel bisa menarik pembaca untuk lebih dalam membaca. Banyak hal yang harus saya pelajari lagi Saya percaya, chemistry itu ternyata sangat berpengaruh di dalam artikel-artikel saya. Bila Anda terlarut ke dalamnya, itu artinya, saya pastu sedang “jatuh cinta” di dalamnya.
Buat Bayu dan Juli, terima kasih.. yuk teman-teman lain bisa mampir dan share di blog Bayu juga…
Mba E, aku suka blognya bagus sekali :), salah satu sudut kantor? uhuuuuu samping jendela 🙂 slaut mba masih bisa ngepost tulisan bagus bagus semua..
Hi Bell! kita merindukanmu juga! sukses buat kamu ya…
masih mau bergabung dengan dewi kaaan?
Salam kenal. Baca nama anda saya jadi ingat teman SMP saya dulu. Temenku itu orangnya baek,cantik,ramah,pintar lagi. Terakhir ketemu kami minum teh di Bistro. Eh,maaf sampai ngelantur cerita temenku. Gitu deh,makaciiih….!
Riadi.. ternyata blog mempertemukan semua teman-teman juga ya…
mba’ Tika
ga menyangka sama sekali ini adalah wartawan yang dulu aku kenal …
baru bener2 tau setelah buka “about me” ini, kebetulan tadi lagi nyari artikel tentang Ibu Sri Mulyani dan alhamdulillah dapat tulisan yang komprehensf di sini …
hebat dan bagus banget cara menuturkannya …
Hi Pak Ano… apa kabaaar? wah jadi keinget Pak Guru yang satu ini –yg jadi bulan-bulanan murid-muridnya.. he he he..
Sukses untuk Anda ya…
Hi mba’
Jadi ga nih masukin anaknya ke labs he he
Mba’ Tika, tolong dong bagi infonya bagaimana caranya memulai jadi wartawan, pelatihan-pelatihannya juga kontribusinya. Mesti ke mana nich?. thanks ya.
Pak Edi,
banyak jalan untuk menjadi wartawan – terutama melalui lowongan pekerjaan tentunya. Mengenai pelatihan, saat ini banyak pelatihan kewartawanan untuk publik yang diselenggarakan oleh asoasiasi wartawan ataupun sekolah publisistik. bila nanti ada lagi, saya akan informasikan ke Anda.. terima kasih.
Selamat dan bagus tulisan di blognya tapi sayang seorang senior sperti anda tampil terlalu seksi atau sedikit pornolah mohon ganti dong fotonya yang sopan, saya yakin dengan foto yang sopan tidak mengurangi kecantikan anda makasih matur nuwun dan mohon maaf
adakah pilihan yang lain,,,,i dont think so…..
Pilihan apa, Pak Faisal?
waduh enak juga baca tulisan2mu ternyata wartawan senior tho…
mbok aku di ajari nulis yang enak…
aku punya blog tontowi.com tapi gak sempet nulis2 tp juga malu tulisanku gak sebagus kamu….
ajarin aku ya…
dear mba tika,
ini pertamakali baca blognya…tulisannya runut, lembut dan dapat mengungkapkan ekspresi serta filosofi narasumbernya..selamet dah bisa mengexplore bakat dan hobbynya…barangkali adabaiknya jg berbagi tips menulis..ok, makasih dan sukses selalu
adang
berkarya lah terus
semoga sukses
tulisan anda bagus – bagus !
mba Rustika,
Gara-gara saya lagi cari-cari mengenai Time International, saya jadi baca mengenai Irwan Mussry deh, …gara-gara baca mengenai Irwan, saya jadi baca blog ini deh…
Salam kenal ya…
Aduuuh asiik banget deh tulisannya…
Saya pengeeen banget bisa nulis kayak mba, tapi gimana ya mulainya? Saya ini termasuk bawel… jadi sebetulnya bisa kan menuangkan pengalaman hidup ke dalam tulisan? Ajarin ya? Atau ada caranya, mungkin lewat pelatihan / kursus?
Oya mba, kapan2 wawancara dong Puteri Indonesia dari Mimika-Papua … Marcelina Rahawarin.. Dia itu pemerhati masalah kesehatan ibu melahirkan, yang mana saya juga pemerhati masalah itu… Saya pengen banget kenalan sama dia… bisa ngga ya??
Ok deh… saya tunggu ya mba.. tulisannya… kabar2 ya kalau sudah diwawancara…
tks …
salam,
Dina
Hai mbak Tika..
Salam kenal ya..
Tadi saya baru baca artikel tentang Marcell. Kebetulan kemarin2 saya baru wawancara dia waktu datang ke Medan.
Saya berterima kasih karena mencari artikel tentang Marcell, saya jadi baca profile mbak Tika..
Maaf mbak, saya panggil apa ya baiknya? 🙂
Masih di Dewi ya mbak? Kenal dengan om Samuel donk? Salam ya buat dia..
oh ya, saya di tabloid Aplaus di Medan mbak.. (www.aplausthelifestyle.com)
salam hangat mbak
Saya terkesan dengan pengembaraan anda di bidang publisistik… adakah pendapat anda tentang bencana yang marak di negeri ini ?
mBak….waduh, aku wis ra eling apa sing arep tak tulisake mau. Mbuh, aku dewe ya ra ngerti. Nganti kami tenggengen nggonku maca tulisan panjenengan. Nganti ngowoh nggonku mbayangake isi kang sumurat nang garbane. Marahi nyandu,
Wah..harus belajar banyak dari kamu nee..untuk bisa menulis dengan lebih indah dan dengan hati.
Tika yang sekarang, ternyata beda jauh dg Tika yang aku kenal sekitar 16 tahun lalu (mungkin waktu itu hanya seumur jagung dlm kebersamaan berjuang “membangun desa” di salah satu pelosok tanah air), tak disangka…..lompatan lompatan pemikiran yang semakin progresif, karakter yang semakin matang, keberanian mengungkap fakta yang semakin kuat, ide ide yang bombastis……sosok jelita yang semakin penuh kharisma……namun ada satu yang masih melekat erat mungkin sampai kapanpun, Tika masih seperti yang dulu, canda, tawa, kesetiakawanan, persahabatan, bersahaja, dan bijaksana…..untung aku masih sempat menemukan jejakmu dan semoga jejak rekan2 lain juga, aku harus banyak belajar dari dirimu Tika, Maju Terus Pantang Mundur, Semoga Tuhan selalu menyertai setiap langkah kesuksesanmu, Amiiin
mbak tika saya sangat senang sekali dengan tulisan yang mbak tika buat…artikel 2x sangat enak di baca dan mudah di fahami, menurut saya baru sekarang saya membaca artikel semenarik ini dari tulisannya, tokoh sebagai narasumbernya,…wis pokoke sip lah mbak….saya akan selalu gak sabar membaca tulisa artikel mbak tika selanjutny.a…sukses selalu yaaaaa
Salam kenal Tika.
Menarik sekali membaca blog kamu; mengalir indah, tergores dalam.
Sayang sekali, semangatku ngeblog untuk berbicara tentang banyak hal, telah terpatahkan oleh situasi dan kondisi di lingkunganku. Sama, aku juga jurnalis (entah definisi apa yang aku gunakan di sini). Hanya saja aku sedang patah hati pada kondisi sosial politik Indonesia yang acakadut karut marut dalam pandangan sempit wawasanku.
Akhirnya, dengan sengaja, aku menjerumuskan diri ke dalam dunia “aneh tetapi nyata” yang kini sedang aku gandrungi sebagaimana tercermin dari isi blogku.
Aku terjerembab empuk masuk ke blog Tika, ketika nguprek profil Ugo Untoro, dan aku lihat tulisan kamu tentang dia benar-benar apik. Bisa menggambarkan dengan pas sosok Ugo yang aku kenal meski Ugo sendiri hanya sekilas mengenal diriku dari percakapan-percakapan kami ketika aku sering mampir ke rumahnya di Kersan, Bantul.
Membaca tulisan-tulisan kamu, mengingatkan semangatku ketika masih menyala untuk membakar semangat, amarah, keprihatinan, sense of humor, atau sekadar “pengertian” pembaca akan kondisi sosial yang melingkupi mereka.
Aku salut.
Salam…
Assalamualaikum Wr. Wb.
Tik apa kabar. masih ingat aku gak, temen sekosmu yg di Kusumawardhani gak?
Selamat ya tik sekarang dirimu sudah melesat jauh, mampu meramgkai kata dengan indah. Tentu itu semua ga instan ya tik. pasti jalan yg kamu lalui panjaaang dan aku yakin tidak selamanya mudah. tapi aku senang dirimu sudah sesukses sekarang. Mudah2an akan terus bertambah sukses. Selamat!
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Salam kenal, ibu Rustika.
Banyak kisah yang menginspirasi dari tulisan2 Anda. Saya menemukan blog Anda ketika sedang browsing mengenai ibu Susi Pujiastuti dan susi airnya.
Selamat berkarya terus.
Satu masukan, mungkin ada baiknya theme blognya dibuat atau dipilih yang lebih menarik, supaya lebih cantik lagi [secantik yang menulis ;-)]
Izinkan saya mentaut blog Anda. Terima kasih. Senang sekali bisa menemukan blog ini.
walah Mbak….saya juga sempat ngira co je, di komen saya sebut Pak hehehehe….
Bukan rustikanya yg memberi kesan maskulin, tapi herlambangnya itu loh. Eniwei…salam kenal….
alam inget bu rustika
tanpa sengaja kutemukan namamu, temankukah? dulu kita satu ang di fasa, bahkan ku pernah numpang astreamu,bonceng bertiga. aku banyak kenal sampeyan, tp mana mungkin sampeyan kenalku. sebagai mahasiswa inferior mana berani bergaul sama aktifis feminim di kampus?
Skarang sebagai guru di JKt ku minta izin untuk mengutip tulisan2mu yg untuk bahan mengajar, siapa tahu kelak ada murid2 yg mengikuti jejakmu.
maturnuwun
salam kenal mbak rustika
saya yg gak suka baca jadi senang baca..apa resep nya bnisa nulis enak dibaca orang?
thanks
dewi
Kemana saja saya selama ini baru menemukan blog mbak rustika…?
Saya buakn termasuk orang yang suka berlama-lama di depan tumpukan huruf & kalimat, tapi tulisan mbak rustika bisa membuat saya betah membaca semuanya, saya sangat suka profil seniman yang mba tampilkan, kalo bisa diperbanyak dong mba^^. salam 🙂
-Adri
Salam sejahtera selalu,Saya jenuh dengan berita politik, mode, lifestyle, dll. Yng cenderung membuat pusing, kiranya akan lebih komplit lagi di blog ini apabila menampilkan kesenian dan budaya di negeri kita yang mengekspose berita tentang perilaku kehidupan serta latar belakang seorang seniman serta filosofi yang terkandung didalamnya. Saya sebagai nota bene wong jowo yang hobi menonton khususnya kesenian jawa (wayang kulit, reog, kethoprak, dll) sangat kagum dan heran kenapa orang2 pada jaman dahulu dapat menciptakan suatu bentuk kesenian yang begitu sarat dengan tuntunan disamping sebagai tontonan dengan cara penyampaian yang santun serta dengan beberapa sanepa (herlambang….eh pralambang red) yang tidak melukai hati dan perasaan orang. Tetapi ironisnya justru asset mahal yang dimiliki bangsa terkikis dan terabrasi oleh budaya asing yang tak jelas asal-usulnya. Sebagai orang jawa yang selalu menjujung tinggi unggah-ungguh serta trapsilo, sangat prihatin melihat dampak yang sangat dashyat dan mengglobal dari berbagai sisi yang ditimbulkan terhadap pengaruh budaya barat tersebut. Lantas muncul dlm benak saya “iki opo gunane iki” dilihat dr sudut agama “meleset jauh” dari sisi kepribadian bangsa “Adoh banget” dari sisi pendidikan “Babar Blass”.Sekarang mungkin pemerhati,pelaku,dan pelestari masih ada tetapi lama-lama kalau terkikis terus akan habis dan terus generasi anak cucu kita piye?
+1
Mbak Atik (calling your little name), aku suka baca blog mu, gak menyangka, time goes by so fast… in here we are, same job but different world….
Dear Ibu Rustika,
Senang dapat memperoleh kesempatan membaca blog yang ibu rawat dengan baik ini. Tidak sengaja sebenarnya meka saya serach informasi mengenai Pak Sandiaga Uno .
Sandiaga Uno akan menjadi pembicara utama dalam workshopmengenai business strategic model yang kamis selenggarakan untuk anggota Mastel.
Namun demikian dalam kesempatan ini saya tidak ingin bicara mengenai workshop tersebut, khawatir ibu sendiri juga tidak tertarik.
Saya ingin bercerita bahwa saya sangat senang membac novel dan hampir setahun ini saya mencoba ” kutak katik ” menulis novel. Novel tentang hidup yang disarikan dari perjalanan hidup saya sendiri di jakarta ini.
Cerita tentang kelemahan ummat manusia dalam menyikapi gaya hodup di dunia metropolis seperti jakarta ini.
barangkali Ibu ada saran kemana draft ini akan saya bawa ; karena saya bermimpi dapat menerbitkan novel tsb dan memasarkannya secara komersial.
tks
salam
ET
kalimat 2 merupakan alur perjalanan dunia yang semu akan jiwa kosong tentang makna historis manusia petualangan tentang kehidupan dan kematian nurani dalam jiwa untuk pengambaran lliku-liku tersembunyi dalam dunia untuk
pelajaran esok hari antar sesama mahluk perkembangan nya menyusuri pemikiran yang ter dalam sbg akses modal.
salam,manisku tu yu .
ku tunggu kabar dr yu.
Waduh, saya kira laki2, taunya perempuan yah…..
Hebat sekali cara penulisan2 kamu…. Saya kagum…. Sukses terus yah dan salam kenal….
Selamat..
adik ATIK
Gmn kabarmu?moga sehat dan baik saja,aku terkesan kamu sdh sukses…lanjut aja ya.
tx…
Anang
Most what i read online is trash and copy paste but you definitely add value. Bravo.
mungkin sudah banyak sumber bacaan yg aku dapatkan untuk mengetahui sisi lain dari seorang tokoh terkenal, terus terang salah satu kegemaranku adalah membaca biografi atau sekedar membaca berita wawancara dengan tokoh2 terkenal lokal maupun internasional.
namun baru kali ini kutemukan tulisan yang mampu menggirinku masuk ke dalam alur sang tokoh itu, agak berlebihan? sy kira tidak…
tulisan anda sangat memahami keinginan pembaca dan sy yakin tidak hanya akan dibaca sekali aja, tp akan berkali2…
indonesia bangga punya penulis, wartawati layaknya seperti anda…salut untuk tulisan dan reportasenya…
sukses slalu yah
surabaya, 26 desember 2010
taufik nur maks’ud
salam kenal ka rustika,kk aku suka banget blog kk.benar-benar bisa menginspirasi saya.
Thanks. Not sure i agree with everything but a good blog.
I’m Glad i discovered this blog.Added rustikaherlambang.wordpress.com to my bookmark!
menarik sekali blog ini walaupun bahasanya agak berat untuk difahami.
These are the most valuable post I have collected. I have bookmarked this post. regards,
Hi there I am wondering if I may use this article in one of my blogs if I link back to you? Thanks
great web site u have
Are all of those posts written you or did you hire a ghost writer?
I like the theme you are using on your blog…
Salam kenal..
Dear Bu Susi,
Saya mau tolong temen sy dari Italy.
Dia punya background aircraft biz. great experiencies.
untuk apply suatu posisi tolong sebaiknya harus email sama siapa..
Terima kasih
B/rgds,
maulana
Dear mb’rustika,
saya suka artikel tentang dimas djayadiningrat, tipe orang yg sangat perfeksionis tp t2p tradisional,hmm…ga kebayang klo liat tampilannya yg agak aneh tp ternyata membumi,heee…piss…awaly saya pikir yg nulis laki2..hahaha..mf ya mba..smpe akhiry saya ubek2 weblog’y baru tau klo perempuan, artikelnya bagus, bahasay jg mudah di pahami, saya jg suka nulis tp msih amatiran hanya hobi saja…
sukses slalu mba..^_^
Saya suka artikelnya. Bagus-bagus tulisannya. Salam kenal, saya baru mulai belajar nulis. Jadi bisa belajar banyak dari tulisan mba’ Rustika
saya suka blognya……its like …kartini for now
Nama kIta sama ya.. Kalau aku sdg tugas sering dipanggil Rustika dewi 🙂
Salam kenal mbak Rustika,
Aku terdampar di blog ini karena tweet Andreas Harsono.
artikelnya menarik Ibu Rustika.. 🙂
tetap menulis ya…
tulisannya enak sekali dibacanya…
salam kenal..
mbak rustika, aku suka artikel yg tentang antony liu, numpang tanya mengenai contact person dari stuio tonton atau antony liu sendiri? ada bahan referensi mengenai arsitektur yang harus aku lakukan dari beliau, terimakasiii yaa
Salam kenal Rustika. Aku googling cari tau Atila-nya Matah Ati maka sampe masuk blog-mu. Pengen nonton banget Matah Ati tapi ga bisa pergi karena ada yg lebih prioritas untuk dibela… . Makasih, apa yg kucari terjawab semua. Penampilan blog-mu yg simple dan bahasa yg mudah dicerna ternyata mampu menuangkan muatan2 tulisan, fikiran, pengalaman yg komplit dan cukup mewakili judul-nya. Aku suka banget. Jangan sempat menunda apa saja yg inginkau luapkan, segera tulis dan tulislah.. Sukses selalu. Selalu sukses.
Hello, I am writing from Brisbane, Australia. Thanks for the interesting content. It helped me a lot with my university domestic science research 🙂
Menarik tulisannya, bahasanya enak dan mengalir
Beginilah perempuan. Ketika dia mengakar pada butiran huruf, ranting kata dan pohon kalimat. Maka ia akan menjadi tonggak jurnalistik dan seni indahnya “tul men nul”. Salam kenal. aryodewo
Mbak Tika, saya sangat tertarik dgn tulisan2 mbak Tika di Blog ini, oleh karena itu saya mohon izin Blog mbak Tika ini saya link-kan di Blog saya. Maturnuwun sebelumnya.
Salam Kenal,
membaca artikel anda membawa pada sikap semangat…
sukses selalu…..
terima kasih banyak atas dukungannya..
You are one of a very consistent writer…..well done. I have enjoyed reading the content of your blog. Keep going 🙂
Salam kenal mbak Rustika,…..
kalau boleh tahu, mbak rustika asli mana sih…?
He he he.. Kita sekampung ya
Baru tersadar kalau pemilik blog ini adalah orang yang saya kenal….
Pondok Ngepos No. 1, mungkin kamu masih tinggal di situ….:)
Saya suka tulisan-tulisan kamu….
Sukses selalu…!
seperti politikus mbak,…..diplomatis…:)
Terimakasih Mbak Tika,……………, smoga selal sukses. Amien
jumat yang indah ini semakin indah setelah mampir ke blog Anda. trims.
salam knal
Tulisan Jeng Rusti tentang menteri kita yang baru membawa saya bertamu disini. Senang sekali menikmati tulisan yang renyah da penuh makna.
sy bangun beberapa situs pribadi seperit xanana-gusmao.com, hazpohan.com, edwinpohan.com, awangsatyana.com, benihernedi.com dll… siap sinergi… salam hangat
Mba rustika sungguh tulisan mba halus namun mengkristal di dasar pikiran saya. Ingin lebih kenal mba.sy hubungi keman mksih
Tika, senang sekali membaca (lagi) tulisan-tulisanmu. Sudah lama enggak mampir di sini soalnya, sampai lupa kalau kamu penulis yang luar biasa. Heboh soal Susi mengingatkan itu kembali 😉 …
Satu lagi, foto di about me ini rasanya familiar sekali 😀 …
Halo Tika, selamat dan tambah sukses terus ya….., salam dari Semarang
mbak…pengin deh bisa menulis seperti mba,,yang saya rasakan selalu ada kedekatan antara mbak dengan tokoh yang ditulis….tanpa memihak dan menjatuhkan….oke sekali….
Aku terpesona dengan caramu menulis puluhan artikel di sini. Setiap frasa menyebarkan harum nafas pikiranmu. Sungguh.
Saya suku karya tulisan Rustika.
Mbk,…tulisanya full inspirasi and….
Indonesia buangetttt,…..hmm,…jarang banget yg style nya kyak karya tulisan mbak Rustika,….lanjutkan mbak,..dan bertahan mbak!
Membaca tulisan ini “hidup ini menjadi hidup”.
Beautifully you