Feeds:
Posts
Comments

Archive for December, 2008

Di Balik Senyum

Poppy Dharsono

Poppy Dharsono

Poppy Dharsono

Samudera yang tenang biasanya menyembunyikan palung-palung yang dalamnya tak terkirakan

Sepanjang tiga puluh satu tahun berkecimpung dalam dunia fashion Indonesia, tak banyak yang berubah dalam penampilan sosok Poppy Susanti Dharsono. Senyum, gaya berdandan, citranya, hampir konsisten selama itu. Hidupnya seperti konstan meskipun banyak berita mewarnainya. Ia begitu pandai menyimpan semua hal, menyakitkan dan membahagiakan, dalam dalam laci-laci yang rapi, dan terus menjalani kehidupan dalam balutan citra keanggunan dan senyuman yang selalu menyembul di balik kacamata kesayangannya.

Ia adalah seorang pelaku sejarah yang menggerakkan roda industri fashion di Indonesia. Bekal pendidikan dari sekolah model dan fashion di Paris dengan segera memberikan darah segar bagi perkembangan fashion yang masa tahun 70-an masih didominasi oleh para dress maker seperti Prayudi dan Peter Sie. Ia pula yang meletakkan landasan fashion sebagai industri dengan mengenalkan konsep ready to wear. Tiga puluh satu tahun sudah ia memulai usahanya, dan hingga kini nama dan usahanya terus melaju bersama waktu. (more…)

Read Full Post »

Puisi dalam Segelas Wine

Yohan Handoyo

Yohan Handoyo

Bila wine adalah segelas puisi, maka ia telah menciptakan ribuan puisi dari tangannya.

Di balik meja bar, Yohan Handoyo menyiapkan  tiga gelas minuman. Warnanya coklat keemasan, cantik, dengan hiasan di pinggiran gelas. Hazelnut Martini, namanya. Rasanya manis, aromanya wangi, dan istimewanya, tetap meninggalkan rasa manis dan wangi itu di bibir. Dalam hitungan menit, suasana perjumpaan menjadi  lebih rileks. Perbincangan mengalir lancar. Pemandangan senja restoran Segara, Ancol, terasa lebih indah dibanding sebelumnya. Tak tahu apakah karena pantulan cahaya matahari keemasan yang jatuh di pantai, atau karena efek minuman yang Anda boleh merasakannya sendiri.

“Kamu tak bakal mendapatkan minuman itu dimanapun. Never. Never!,” tegasnya dalam aksen Jawa Timuran yang kental. Ia rupanya baru saja menemukan satu racikan minuman baru, hasil perpaduan Martini dengan minuman lain, yang memunculkan aroma dan rasa kacang di dalamnya. Hazelnut Martini adalah minuman ke-8, dari 10 macam yang dihidangkan pada kami sore itu, melengkapi Udang Tequila, Strawberry Baileys, Oyster Vodka, serta macam-macam jenis white dan red wine dengan aroma buah-buahan. (more…)

Read Full Post »

(dewi edisi Desember 2007)

Perempuan Dari Titik Nol

Master kebaya yang juga ibu rumah tangga ini merasa bahwa dia adalah manusia pilihan

Kami berjumpa di kapel Maria Magdalena. Semilir angin berhiliran memasuki ruangan kapel sembari membawa bunyi indah dari gesekan alat musik bambu tradisional. Gemericik suara air dan lagu-lagu rohani yang dilantunkan dalam kelembutan memberikan suasana yang nyaman. Hawa panas kota Semarang tak terasakan. Yang tersisa kemudian adalah sebuah rasa yang damai, sejuk, tenang dan melenakan. Dari lantai empat rumah tinggal itu, suasana malam dengan kerlip lampu kota, reramai pelabuhan, hingga laut di kejauhan tampak berjarak. Inilah “gua” modern tempat bertapa desainer Anne Avantie.

Anne adalah sosok tepat saat bicara soal kebaya modern masa kini. Karya-karyanya selalu menawarkan kebaruan yang dibangun dari sisi keanggunan dan keglamouran. Pergelaran shownya selalu dipenuhi selebritas dan sosialita papan atas. Inilah pesona yang ditawarkan Anne: sebuah dunia yang glamour dan berjiwa.  Selain di Semarang, Anne memiliki butik privatnya di Mal Kelapa Gading, Jakarta. Desember ini, dia akan kembali mengembangkan sayapnya dengan membuka butik Roemah Pengantin di Grand Indonesia, Jakarta. (more…)

Read Full Post »

(dewi edisi September 2007)

Harumnya Aroma Kesuksesan

Johnny Andrean

Johnny Andrean

Johnny Andrean

Mungkin hanya di kelembutan tangan dan kepekaan perasaan Johnny, wanita dan roti terasa begitu wangi.

Johnny Andrean. Nama ini begitu wangi belakangan ini. Tak cuma wangi sesampoan yang dimunculkan dari citranya yang melekat erat dengan dunia kecantikan, namun juga dari aroma roti dari butik-butik roti belakangan ini. Benar, dia adalah pemilik 209 gerai salon Johnny Andrean Salon-40 diantaranya berupa JA School and Training Center dan pemegang waralaba BreadTalk Indonesia yang kini sudah berjumlah 35 cabang.  Dia pula yang menciptakan waralaba lokal berskala internasional: J.Co Donuts and Coffee. Dalam waktu dua tahun, J.Co telah berdiri sebanyak 24 gerai.

September ini, Johnny kembali menciptakan momentum. Waralaba J.Co untuk pertama kalinya akan berkibar di mancanegara. Tepatnya 2 gerai di Kuala Lumpur dan 1 di Singapura. Dalam dunia pemasaran, boleh jadi ini menjadi hal yang fenomenal mengingat J.Co sendiri baru dibuka 2 tahun lalu dan langsung disambut antusias oleh pasar lokal. “Ke depan, saya ingin membuka pasar ke China, Hongkong, Korea dan Jepang,” ungkapnya bangga. Sebuah kebanggan yang wajar mengingat Johnny sudah 29 tahun merintis bisnis dan membiakkan waralaba, baru kini dia berhasil mendapatkan peluangnya. “Sudah saatnya brand Indonesia berkibar positif di manca negara,” tukasnya. (more…)

Read Full Post »

Bukan Cinta Semusim

marcell siahaan

marcell siahaan

Hanya orang yang bisa mencintai dirinya sendiri, yang bisa memberikan cinta pada kekasihnya. Inilah pelajaran yang dipetiknya dari pengalaman hidupnya.

Marcell Siahaan (33) terlihat riang di siang panas itu. Ia datang dengan kaus santai dan celana gombrong. Sekilas bayangan penyanyi urban pop yang melejit dengan lagu Semusim: penampilan kalem, berjas rapi, rambut ikalnya yang khas, berkelebat. Ia rupanya sudah banyak berubah sekarang. Rambutnya dipotong cepak, tubuhnya lebih kurus. Terkesan macho. Penampilan ini barangkali disesuaikan dengan aktivitas barunya: sebagai penabuh drum di grup musik Kraken dan Super yang dibentuknya, serta olah raga Tai Chi dan Brazilian Jiu Jitsu yang diikuti belakangan.

“Minggu lalu, Dewi launching buku di sini,” Marcell membuka percakapan, sekaligus memberikan alasan mengapa memilih restoran baru di komplek Mega Kuningan sebagai tempat pemotretan. Dewi yang disebut barusan adalah nama mantan istrinya, Dewi Lestari, yang baru saja meluncurkan buku terbarunya Rectoverso. Pernyataan spontan ini seperti membuka kesadaran bahwa perpisahan itu tidak menyisakan pertikaian di antara keduanya. Bahkan sebaliknya.

“Pisahnya aku dengan Dewi adalah satu momen yang tak bisa aku bilang menyakitkan. Itu membahagiakan,”ujar Marcell seolah tahu apa yang dipikirkan lawan bicaranya. “Ternyata aku jadi mengerti diriku sendiri. Sekaligus aku disadarkan bahwa dalam beberapa hal aku tidak bisa memenuhi apa yang Dewi butuhkan dan aku harus siap dan legowo menerima Dewi membutuhkan sosok lain yang bisa memenuhi untuk menciptakan atmosfer yang dibutuhkan oleh dia,”katanya. (more…)

Read Full Post »