Feeds:
Posts
Comments

Archive for November, 2008

Obin,

Perempuan Anomali dari Jalan Kopi

 

Obin (Josephine Komara)

Obin (Josephine Komara)

Dia adalah perempuan dari masa lalu, di masa kini, untuk masa depan Indonesia

 

Josephine Werratie Komara alias Obin tak pernah mau bercerita tentang dirinya sendiri. Maka artikel ini merupakan hasil wawancara dari lebih dari 13 orang. Diantaranya August Parengkuan, Melly Budiman, John Suryaatmadja, Inet Leimena, Erlangga Komara, Ronny Siswadi, Karlina Supelli, Bondan Winarno, Maria, Wita, dan masih banyak lagi. Obin sesekali memberikan komentar atas berbagai pandangan mereka atas dirinya. “Masak gue yang harus cerita tentang diriku sendiri.. Biar mereka saja bicara tentang gue….,”katanya.

 

***

 

Gadis kecil itu terpaku di depan sebuah ember. Tubuhnya membungkuk, matanya tertumbuk pada gerakan air yang yang berputar di dalamnya. Dia mengamati dengan seksama bagaimana cairan putih pembersih lantai itu berputar, berputar, lantas meluruh bersama air bersih.  Ia lupa –tepatnya tidak peduli–  dengan segala hal yang ada di sekelilingnya saat itu. Lalu imajinasinya tumbuh, membayangkan dirinya sebagai cairan putih pembersih lantai yang meluruh bersama air.  (more…)

Read Full Post »

Cerita Rajah

Marcell Siahaan

marcell siahaan

marcell siahaan

Rajah di tubuhnya bukanlah sebuah tujuan, melainkan petualangan dan juga eksplorasi kehidupan

Separuh tubuh padat dan bertato tribal hanya pada bagian kiri itu ternyata milik Marcell Siahaan (33). Bayangan penyanyi urban pop yang melejit dengan lagu Semusim: penampilan kalem, berjas rapi, rambut ikalnya yang khas, tiba-tiba berkelebat. Marcell, rupanya sudah banyak berubah kini. Rambutnya dipotong cepak, tubuhnya lebih kurus dan macho dalam balutan kaos ketat dan celana gombrong. Penampilan ini barangkali disesuaikan dengan aktivitas barunya: sebagai penabuh drum, arranger, sekaligus produser di grup musik Kraken dan Super yang dibentuknya, serta olah raga Tai Chi dan Brazilian Jiu Jitsu.

“Minggu lalu, Dewi launching buku di sini,” Marcell membuka percakapan, sekaligus memberikan alasan mengapa memilih restoran baru di komplek Mega Kuningan ini sebagai tempat pemotretan. Dewi yang disebut barusan adalah nama mantan istrinya, Dewi Lestari, yang baru saja meluncurkan buku terbarunya Rectoverso. Pernyataan spontan ini sepertinya membuka kesadaran bahwa perpisahan itu tidak menyisakan pertikaian di antara keduanya. (more…)

Read Full Post »

Kisah Tak Pernah Usai

Malam ini, Trans TV menayangkan video ulang rekayasa kasus pembobolan BNI yang melibatkan Adrian Waworuntu dan Maria Pauline Lumowa.

Tiba-tiba segala hal tentang Maria berkelebat dalam bayanganku. Maria adalah sebuah nama yang begitu lekat dalam pikiranku. Ia menjadi misteri dalam kehidupanku. Pertemuan kami di suatu hari menjelang natal 5 tahun lalu masih menyisakan kenangan. Berikut ini adalah catatan harian saat aku melakukan investigasi reporting, mencari Maria di Singapura.

Kami bertemu atas bantuan seorang teman baik -thanks buat Bapak-yang memberikan waktu ketemu dengan Maria di negeri Singa. Thanks buat Bang Andy Noya -pemred Media Indonesia-yang sudah memberikan kesempatan buat aku.

Pertemuan dengan Maria memang membawa banyak kisah tersembunyi. Saat aku bertemu, bersapa, berbincang, hilang segala kesan tentang Maria sebagai pembobol bank yang namanya menjadi momok di dunia perbankan. Maria, adalah wanita yang sangat fight dalam menjalani kehidupannya sendirian. Dia sangat sederhana dan religius. Ia sangat memahami arti dan makna kehidupannya, seperti kecintaannya pada bacaan-bacaan filsafat. (more…)

Read Full Post »

para eksil di swedia

para eksil di swedia

 Surat Pembaca

(surat yang akhirnya tak pernah terpublikasi di Media Indonesia. entah kenapa…..)

 

 Saya seorang Warganegara Indonesia yang sejak tahun 1974 telah bermukim di Stockholm, Swedia dan sekarang bekerja pada jenjang manajer di salah satu perusahaan teknologi informasi Swedia.

Saya memperhatikan dan membaca dengan seksama melalui Media Indonesia On-Line (via Internet) pada edisi 30 September, 1 Oktober dan 9 Oktober yang lalu mengenai reportase tentang orang-orang (asal) Indonesia yang terhalang pulang karena masalah perbedaan pandang politik di zaman Orde Baru dahulu . (more…)

Read Full Post »

suasana ruang penjara sukamiskin

suasana ruang penjara sukamiskin

di dalam ruang penjara

di dalam ruang penjara

Huzrin dan Tengku Lampo Awe, petinggi GAM

Huzrin dan Tengku Lampo Awe, petinggi GAM

huzrin di depan penjara sukamiskin

Catatan dari Sukamiskin

Hidup ini tak bisa ditebak. Berlapis kabut tipis yang seringkali menjebak. Ada yang lubang jebakannya dalam tak berdasar, ada pula yang hanya pendek tak berarti. Kadangkala hidup ini seakan hambar tak beragam, tanpa rasa, tanpa selera. Terkadang terasa susah, rumit bagai jalan berkelok-kelok dengan seribu rintangan. (Leo Tolstoy, Setelah Pesta Dansa).

Begitulah kehidupan, manusia harus selalu bisa mengambil hikmah dari setiap “realita” yang dialami. Seperti halnya Huzrin Hood.  Mantan orang nomor satu di Kabupaten Kepulauan Riau dan pejuang pembentukan provinsi Kepulauan Riau ini harus berhadapan dengan kenyataan baru. Dipenjara, atas tuduhan penyalahgunaan APBD. (more…)

Read Full Post »

Mengembalikan Kejayaan Budaya Aceh 

malik mahmud

malik mahmud

Mengenal Malik Mahmud, bukanlah hal yang mudah. Kesan pertama yang timbul saat bertemu Perdana Menteri Gerakan Aceh Merdeka (GAM) ini, ia adalah orang yang tegas, agak kaku, dan penuh pertimbangan. Setiap kata-kata yang akan diluncurkan, dipikirkan dengan dalam. Beberapa hal yang sangat sensitive, seperti soal Aceh, ia terlihat sangat hati-hati dalam memberikan statement.

 

Beberapa kali dalam wawancara awal dengan Media, ia tampak sedikit tegang.

“Saya harus berhati-hati, karena masalah Aceh masih sangat sensitive. Sedikit perbedaan persepsi, akan menimbulkan dampak yang sangat besar,” jelasnya. Tangan kirinya  berkali-kali mengusap-usap dahinya yang sudah mulai mengerut , sementara tangan kanannya memain-mainkan digital recorder mini milik Media yang terletak di dekat tangan kirinya. (more…)

Read Full Post »

Berjuang dari Negeri Orang

malik mahmud, rustika, zaini abdullah

malik mahmud, rustika, zaini abdullah

Tak kenal, maka tak sayang. Barangkali pepatah itu begitu merasuk di hati pria pendiam yang kini bermukim di Swedia, Dr Zaini Abdullah, Menteri Luar Negeri Gerakan Aceh Merdeka (GAM), saat ia bertemu dengan seseorang yang baru pertama dijumpainya. Bisa jadi sikapnya itu sebagai bagian dari perasaan untuk selalu waspada dalam berinteraksi.  Apalagi sebuah pertemuan dengan seorang wartawan Indonesia.

 

Situasi ini dialami Media saat menjumpainya di kediaman Syarif Usman, Minggu lalu (18/9). Seusai diperkenalkan, Zaini tak banyak bicara, atau melontarkan pertanyaan, seperti yang dilakukan oleh Teungku Malik Mahmud, Perdana Menteri GAM yang hadir dalam kesempatan itu. Meski demikian, dalam beberapa kesempatan, Zaini terlihat mencuri pandang. Matanya menatap tajam, mungkin ia tengah menafsirkan tetamu yang datang padanya di siang hari cerah itu. Ia tampak diam menunggu, dibandingkan dengan melontarkan satu pernyataan dari mulutnya. (more…)

Read Full Post »

Petinggi GAM Swedia
Petinggi GAM Swedia

Dunia dalam Genggaman

Bakhtiar Abdullah

 Pengantar:

Tiga tahun lalu saya pernah menjumpai para petinggi GAM Swedia di Swedia. Pertemuan ini terjadi beberapa hari setelah perundingan Helzinky. Artikel ini saya munculkan kembali, setelah banyak teman yang menanyakan soal pertemuan saya dengan para petinggi GAM usai mereka membaca artikel mengenai Danau Laut Tawar yang ditulis oleh Seno Gumira Ajidarma di majalah Intisari. Mungkin mereka merasa aneh, bagaimana saya yang kini bekerja di dewi, majalah life style, berurusan dengan GAM 🙂

 Stockholm, 18 September 2005

 Stockholm begitu cantik di pagi itu. Langit membiru seutuhnya. Beberapa gumpalan awan kecil terlihat menggerombol di satu sisi. Lainnya begitu bening, begitu bersih. Matahari menampakkan sinarnya dengan bahagia. Suasana terasa hangat, meski suhu sudah mulai menurun hingga 12 derajat celcius.

 

Kami berjanji bertemu di lobi hotel Sheraton Stockholm pukul 2 siang. Sebelum waktu menjelang, Bakhtiar Abdullah, juru bicara GAM sudah menampakkan tubuhnya di balik pintu putar Hotel Sheraton. Ia tersenyum dari kejauhan, memberikan kesan persahabatan. Seorang kameramen dari sebuah televise Swedia mengabadikan pertemuan kami. Ia mengulurkan tangannya dengan hangat, mengajak saya untuk menuju mobil Toyota yang diparkir tepat di depan hotel. (more…)

Read Full Post »

Manusia Renaisans

enin supriyanto

Selalu ada optimisme yang timbul dari diri Enin Supriyanto, bahwa hidup itu bisa dinikmati dengan berbagai cara.

Enin Supriyanto memang terbilang istimewa di jagad seni rupa Indonesia.  Ia adalah lelaki penggelisah asal Lombok yang mengadukan nasibnya kini pada dunia seni rupa kontemporer.  Boleh dibilang ia adalah  kurator yang bisa merepresentasikan seni rupa kontemporer Indonesia di dunia internasional, begitu Direktur Indonesian Visual Art Archive (IVAA), Farah Wardhani memberikan komentarnya.

Pendapat ini tampaknya tak berlebihan. Dalam dunia seni rupa Indonesia, mantan mahasiswa jurusan desain interior, fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung, ini telah meluncurkan beberapa buku seni rupa yang signifikan. Diantaranya: Perjalanan Seni Lukis Indonesia dalam koleksi Bentara Budaya, Indonesian Contemporery Art Noe (1996-2006), Seni Rupa Modern Indonesia, Esai-esai pilihan. Ke depan dia tengah memersiapkan On Death, the Self and Trauma (From Self potrait to social Portrait), sebuah riset tentang seni rupa Indonesia berhadapan dengan pengalaman trauma social politik. (more…)

Read Full Post »

Susanna yang Tidak Biasa.

susanna perini

Meskipun butiknya bernama “Biasa”, Susana Perini adalah seorang pemikir dalam di bidang fashion dan seni. Ia sama sekali jauh dari konvensi

Bali dan Biasa. Dua kata ini seolah tak terpisahkan satu sama lain. Butik busana kontemporer ini memang selalu melekat erat ketika bicara ranah mode Bali di percaturan mode internasional. Biasa memiliki karakter busana yang boleh jadi berseberangan dengan apa yang disebut diktum mode. Gaya bajunya tak berstruktur, tak ada jaket, tak ada ukuran standar, tapi dengan formula yang selalu terasa elegan untuk busana tropis. Jelas ini bukan standar fashion biasa. Namun keberbedaan ini justru membuat Biasa tampil menonjol. Inilah hasil kerja keras dan semangat baja Susanna Perini, sang pemilik butik. (more…)

Read Full Post »

Older Posts »