Ambisi Politik dan Cinta
Budiman Sudjatmiko
Pada akhirnya dia menyadari bahwa politik dan cinta adalah hal mendasar dalam kehidupan manusia
Kami berbincang di suatu senja yang hujan. Segelas Red Wine dan seporsi Garlic Bread Perancis cukup menjadi suguhan yang menarik. Yah, setidaknya untuk menghilangkan dingin suasana wine lounge, tempat Budiman Sudjatmiko bersedia diwawancara. Duduk di sampingnya, dua perempuan kru televisi yang akan mengambil gambarnya. Sementara itu, beberapa elit politik yang duduk di bangku lain, tampak memberi salam padanya. Ramah.
Budiman Sudjatmiko mungkin sudah bukan lagi nama yang menakutkan. Wacana pemimpin muda masa depan yang didengung-dengungkan kaum reformis belakangan memunculkan namanya kembali di pentas politik Indonesia. Berbagai seminar demokrasi Indonesia dan manca negara mengundangnya untuk bicara. Bulan lalu, dia baru saja membuat Deklarasi Cendekiawan Marhaenis, dengan membawa wajah baru kaum marhaen di Indonesia. Walhasil, aktivitasnya sebagai Ketua Relawan Perjuangan Demokrasi (REPDEM) serta anggota departemen Pemuda dan Mahasiswa Partai Demokratik Indonesia Perjuangan (PDIP) kian bertambah.
Sebentar lagi, Anda juga akan melihat kiprah Budiman di layar lebar. Soal ini, dia memang terlihat agak malu-malu mengungkapkan perannya di film yang bertema musik untuk anak muda itu. “Saya juga mau main film. Seperti apa itu filmnya, sebaiknya ditunggu saja,”ucapnya singkat. Dia memang kelihatan lebih flamboyan sekarang. Saat wawancara, dia mengenakan kemeja putih dipadu dengan Argyle check vest dan celana panjang – yang mengingatkan pada fashion gaya anak sekolahan (school boy) tahun 90-an-plus kaca mata bergagang hitam. Wajahnya bersih. Rambut ikalnya dirapikan dengan semacam gel. “Ini penampilan favorit saya sehari-hari,”ia menanggapi.
Situasi ini sungguh berbeda dengan Budiman belasan tahun silam. Saat dia masih menjadi state enemy number 1 –seperti dikatakannya sendiri–mungkin tak banyak elit politik atau masyarakat biasa begitu terbuka untuk bersapa-sapa hangat padanya. “Inilah peristiwa sejarah. Apakah kita menjadi pahlawan atau penjahat, tergantung pada siapa yang berkuasa saat itu,”tukas Budiman yang pernah dikutuk sebagai aktor penggerak kerusuhan yang subversib dalam kasus 27 Juli -sebuah peristiwa kerusuhan politik besar di Jakarta setelah peristiwa Malari tahun 1974. Dia adalah ketua umum Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang didirikannya. Akibat peristiwa itu, dia divonis 13 tahun penjara.
Itulah “harga” yang harus dibayar untuk menjadi penggiat politik seperti dia. “Aku hampir nyaris mengalami segala hal, kecuali percobaan pembunuhan,”ungkap Budiman yang beberapa anggota partai dan temannya diculik, dan hingga kini tak terdengar rimbanya. Bahkan setelah peristiwa reformasi, rumah tinggal orang tuanya dilempar bahan peledak berkekuatan rendah. Untung tidak ada korban kendati sempat meledak dan membuat teror di Jakarta. “Saya merasa terusik ketika mereka melibatkan orang tua saya yang tidak berhubungan dengan kegiatan saya,”tukasnya.
Kisah di atas hanyalah sepenggal kehidupan dalam karir politik yang dibangunnya. “Saya pernah merasa di level paling bawah sekali ketika peristiwa 27 Juli, namun saya juga pernah dipuji, karena dianggap sebagai salah seorang pelopor penggerak reformasi, melepaskan rakyat Indonesia dari kediktatoran Orde Baru,”tukas mantan mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang pernah menjadi community organizer selama 4 tahun di kalangan petani dan buruh perkebunan di kabupaten Cilacap, Jawa Tengah dan kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Di sana, ia memberikan pelatihan hak-hak petani dan buruh serta terlibat dalam upaya pembelajaran pemberdayaan politik dan ekonomi. “Ini adalah contoh bahwa aku memulainya dari gerakan masyarakat paling bawah. Bukan menjadi politisi karena koneksi.”
Berbagai pengalaman ini membuatnya semakin matang dalam berpolitik. Katanya,”Saya merasa diperkaya dan dimatangkan sebagai manusia, apapun ujung jalan hidup nantinya. Apalagi sebagai politisi, saya bukan cuma berurusan dengan ide, sebagaimana kaum intelektual, tapi terutama berurusan dengan banyak kalangan manusia.” Cita-citanya jadi seorang politisi tak lepas dari keinginan dia untuk menyelesaikan soal manusia dan kemanusiaan. “Saya ingin meninggalkan hasil kerja yang akan dinikmati dan dikenang orang manfaatnya.”
Ketertarikan pada politik berawal dari satu hal yang sederhana. “Suatu hari saya bertanya pada Bu Lik (tante) saya, apa nama tempat di mana bis-bis berhenti dan mereka harus membayar pada seseorang yang ada di sana. Dia bilang ini namanya standplaat, milik pemerintah. Dalam bayangan saya, hebat betul pemerintah ini ya? Dia bisa menyuruh orang berbuat sesuatu.” Lantas terbayang olehnya bahwa yang namanya pemerintah itu adalah orang yang memerintah dan perintahnya selalu dituruti.” Namun dia kecewa pada “pemerintah” yang ada dalam bayangan kaca mata masa kecilnya itu. “Karena melihat banyak orang miskin, saya berpikir, kenapa pemerintah tidak memerintah agar tidak ada lagi orang miskin?.”
Sementara itu, dia diuntungkan oleh situasi masa kecilnya. Kakeknya -di mana dia tinggal bersama – adalah seorang lurah di Cilacap (Jawa Tengah) dan kolektor buku. Dari “perpustakaan” kakeknya, dia mengenal tokoh-tokoh penting dunia, selain tentu saja dongeng dari ayah ibunya. “Saya kenal Bung Karno dari kakek. Kenal Napoleon Bonaparte dan Simon Bolivar dari Ibu saya. Sementara Josef Broz Tito dan John F. Kennedi dari ayah saya. Mereka inilah pahlawan-pahlawan masa kecil. Berbeda dengan anak-anak sebaya yang merindukan superman, saya merindukan tokoh-tokoh yang ada di dunia nyata.”
Bayangan tokoh-tokoh idamannya ini kian nyata ketika ia dipenjara. “Akhirnya saya mengalami apa yang dulu dialami Bung Karno, Napoleon, Tito, Simon Bolivar dan segenap anak bangsa dari generasi sebelum saya,” ucapnya. Di penjara, dia bersahabat dengan Xanana Gusmao, yang seusai dipenjara menjadi Presiden untuk Timor Leste, dan kini menjadi Perdana Menteri. “Saat itu aku berpikir. Mulai hari ini aku akan mengikuti takdirku. Jika aku akhirnya mati dalam perburuan ini, biarlah suatu saat sejarah mencatat dengan adil apa yang kulakukan dan apa yang telah mereka lakukan terhadapku. Namun jika aku selamat dari prahara ini, maka aku akan berkata seperti Nietzche, apa saja yang telah gagal menghancurkanku, akan menjadikan diriku kuat.”
Kepercayaan diri yang tumbuh bersamaan ini barangkali telah mempertemukannya pada pesona seorang wanita. “Saya jatuh cinta pada seseorang yang belum saya kenal, yang selalu datang setiap saya sidang,”kenangnya. Selama menjadi aktivis sejak usia 16 tahun, tak pernah terbersit di pikirannya tentang wanita. “Dan akhirnya cinta itu datang. Kekasih pertama untuk seorang pemberontak muda yang terpenjara. Ha ha ha..” Budiman dibebaskan oleh Presiden Gus Dur, setelah menjalani hampir 3,5 tahun di penjara Cipinang.
Kali kedua, dia jatuh cinta pada seorang aktivis wanita yang ditemuinya di Cambridge. “Kami tak pernah jadi pacar resmi. Hanya saling melewatkan malam bersama, mengapresiasi musik dan film. Dia juga seorang dokter yang bercita-cita untuk membagi ilmunya pada masyarakat dan menyalurkan jiwa kelananya serta pengabdiannya di berbagai hot spot dunia,” ia mengisahkan “persahabatannya” itu. Tapi dengan segera ia menyadari bahwa perasaan cinta antar dua manusia bisa berkembang menjadi cinta pada kemanusiaan. “Inilah yang saya sebut sebagai cinta yang membebaskan, dan membiarkan rasa cinta itu berkembang melingkupi kebajikan hidup buat sesama,”tukas lulusan master dari Ilmu Politik, SOAS (School of Oriental and African Studies), Universitas London, Inggris dan Hubungan Internasional, Universitas Cambridge, Inggris.
Pelabuhan cintanya akhirnya tertambat pada Kesi Yovana, istri dan ibu dari anaknya: Puti Jasmina Kharisma Sudjatmiko. “Ternyata yang saya butuhkan adalah wanita cerdas yang mau mendukung atas apa yang kamu perbuat dalam menjalani hidup bersama. Istri saya adalah perempuan yang saya katakan menghasilkan zero problem ketika berkaitan dengan aktivitas saya. Dia tidak pernah mengeluh. Saya sangat beruntung. Dengan dia, problem yang saya hadapi menjadi dua kali lebih ringan.”
“Sekarang usiaku 38. Kalau diberi umur panjang, maka usia produktif saya 20-25 tahun. Kita tak pernah tahu apa yang terjadi dalam 25 tahun ke depan,”kata Budiman yang tengah mengincar kursi DPR untuk pemilu 2009 ini. “Siapa tahu saya sudah jadi gubernur, presiden, atau mungkin malah sekjen PBB. Ha ha ha…Kita tak tahu persis. Yang penting, seperti kubilang, aku menuruti takdirku.”
Tapi seandainya orang-orang di sekelilingnya keras kepala dalam kebodohan, dia akan berhenti berpolitik. Karena akan sangat berbahaya bila orang-orang bodoh berada di dalam kekuasaan. “Bila itu terjadi, saya mau bekerja sebagai wartawan National Geographic saja. Berkelana ke berbagai negeri, melihat peradaban-peradaban dunia yang pernah ada, mendengarkan musik yang tak pernah saya dengar di tanah air saya, dan bertemu dengan wanita-wanita cantik eksotik yang tak pernah terbayangkan di Indonesia,” katanya. Matanya menerawang. Sementara itu, di luar sana hujan turun semakin deras. (Rustika Herlambang)
Busana: Zegna Sport. Stylist: Quartini Sari. Fotografer: Denny Ramon. Lokasi: Studio Femina.
salam hangat dan salam kenal buat Budiman Sudjatmiko saya tertarik artikel yg ada di blog ini
akan saya sampaikan, Pak Loethfi…
Artikel yang bagus, padat jelas singkat dan mengena…semoga seorang Budiman Sudjatmiko tetap pada visi dan idealismenya untuk kemajuan Indonesia…salam kenal saya untuk Budiman Sudjatmiko (yang selama ini hanya cukup mengenal dari media)
Suatu uraian yang sangat jelas, dan padat…sampaikan salam kenal saya untuk Budiman Sudjatmiko,yang selama ini hanya saya kenal melalui media, semoga tetap pada visi dan idealismenya untuk mencerdaskan bangsa Indonesia.
Saya akan sampaikan salam kenal Anda pada Budiman…
sebuah karya yang manis mengenai profil tokoh yang kaya akan perjalanan hidup, keteguhan dan konsistensi. pesan paling penting bagi kita dari ketokohan seorang budiman sudjatmiko adalah keberaniannya menentang kekuasaan yang absolut. ketika semua orang merunduk karena ancaman moncong mesiu, agitasi, ancaman dan propaganda, tokoh ini –seorang diri (kesepian, terancam teraniaya) berdiri kokoh dan berteriak lantang menentang laknatnya kekuasaan. Di zama itulah tokoh seperti ini signifikan ketokohannya. Soekarno pada zaman kolonial Belanda, Mandela pada era apartheid, Aung San Suu Kyi pada era diktatorial militerisme Burma. ruang gerak sang tokoh di masa semua orang saat ini bisa memaki dan menentang kekuasaan menjadi nisbi dan hampa. ia harus meredefiniskan pecitraan karakternya agar tetap eksis. selain itu, indonesia adalah bangsa yang pelupa. kita sudah lupa pada heroisme budiman sudjatmiko (padahal baru 11 tahun yang lalu). hiruk pikuk daur ulang dan bunglonisme profil menggelegar dalam aksi yang riuh. pertanyaannya: bisakah tokoh ini terus konsisten pada prinsip yang dahulu ia perjuangkan? waktu yang akan membuktikan. sampaikan salam hormat padanya dan titipkan harapan agar ia memegang janjinya. bagi sebuah negeri yang merindukan setetes kebeningan nurani.
duuuh… mantep amat komentarnya Pak Voldermort?
Jika berkenan, bisa menyempatkan waktu menyimak tulisan laporan perjalanan Budiman Sudjatmiko di Amerika Latin di KOMPAS hari ini, Jumat 7 November 2008, yitu dalam bentuk serangkaian tulisan dalam lembaran Suplemen FOKUS-KOMPAS hal.1 dan hal 33 sd 36, dengan judul ALTAR DI LADANG RAKYAT. terima kasih.
Budiman salah satu harapan kita di masa depan… semoga stamina dan imannya ttp kuat dalam perjuangan yg panjang. Tks buat mbak Rustika atas tulisan2nya, sebagian besar sangat menyentuh n mampu mengungkapkan pribadi si tokoh pada sisi-sisi yg belum diketahui publik.
Dear teman-teman, berikut tanggapan dari Budiman Sudjatmiko:
Silakan datang ke facebook-ku di budiman.repdem@yahoo.com.
terima kasih
salam
Bung…..engkau telah menggores sejarah dengan perjuangan dan pengorbananmu….tapi sejarah juga kelak akan mencatat bahwa engkau telah mengkhianati apa yang dulu diperjuangkan………….
apa itu yang dikhianati Budiman, Pak Fahmi?
Banyak teman saya, ketika kuliah, hingga ketika usia masih produktif, bercita-cita mulia. Bukannya apriori atau suudzon, sekali, dua kali, beberapa kali dan akhirnya seringkali.. saya dengar bahwa mereka aktif di senat mahasiswa, aktif di sana sini dan sebagainya memang bercita-cita… mengincar kursi sebagai pejabat.
Ada teman satu angkatan bertanya apakah saya memilih jadi pegawai swasta atau pegawai negri. Saya jawab belum tahu. Dia menganjurkan saya untuk jadi pegawai negri. Mengapa? Karena jadi pegawai negri itu bisa ‘cari tambahan’ alias korupsi.
Saat ini, saya belum melihat Budiman melakukan sesuatu yang berarti untuk negri ini hingga negri ini bisa berubah maju, barang sedikit saja. Yang saya lihat, Budiman berubah dalam hal penampilan saja…
Budiman bukan lagi sosok yang saya idolakan, seperti pada saat dia menjadi aktivis. Negeri ini butuh aktivis untuk mengkritisi pemerintah agar mengutamakan kepentingan rakyat.
Kini sang aktivis telah berlalu (pada umumnya aktivis indonesia buntutnya sama. ex. rama pratama) idealis berubah menjadi kapitalis. Kembali mengikuti naluri asli masyarakat indonesia yaitu mengejar harta….,jabatan…..wibawa.
Saya kira pekerjaan sebagai aktivis jauh lebih mulia daripada sekedar anggota DPR, pejabat dll dan cita2 anda
“(Siapa tahu saya sudah jadi gubernur, presiden, atau mungkin malah sekjen PBB. Ha ha ha)”
Apabila pemikirannya seperti itu, maka nantinya anggota DPR isinya orang gak bener semua. Perlu orang seperti ini di DPR agar cita-cita lebih cepat tercapai karena DPR memiliki kuasa & akses lebih luas ke masyarakat langsung
“Saya juga mau main film. Seperti apa itu filmnya, sebaiknya ditunggu saja,”.
setelah yusril, saefullah yusuf, sekarang si budiman juga main film. beberapa waktu lalu, media kita ribut, sinis, nyinyir dengan ulah para artis yang rame-rame jadi caleg di pemilu 2009. seolah-olah artis haram jadi politisi. lha terus bagaimana dengan aktivis genit yang satu ini? kalau para artis ramai-ramai dicemooh karena terjun ke politik karena diragukan kapasitasnya, tidakah kita juga pantas mencemooh politisi yang nyambi jadi artis?
problemnya mungkin bukan soal cemooh sana cemooh sini, tapi bagaimana akibat lebih luas dari prostitusi profesi seperti itu. kalau sumber-sumber rejeki ekonomis jatuhnya hanya ke orang-orang yang itu-itu melulu, susah banget terjadi distribusi kekayaan. jadi untuk budiman, mbok ya mikir kalau ulahnya itu juga merebut lahan nyangkul orang lain. ulahnya persis sama dengan orang-orang yang ingin dianggap serba bisa: bisa jadi artis, bisa juga jadi politisi, bisa juga jadi penyair, bisa juga jadi intelektual, bisa juga jadi apa saja. bunglon sekaligus megalomania! tidak punya fokus. hasilnya, mediokrasi.
Budiman… silakan menjawab,,,, inilah pe ermu yang sesungguhnya.
bagaimana caranya agar saya bisa langsung sharing dan berkomunikasi dengan mas budiman?
terima kasih banyak…=)
Kombatan,
Sesuai dengan pembicaraan dengan Budiman, maka Budiman bisa dihubungi di HP-nya 081316483319, sebaiknya di sms dulu sebelum menelpon. Atau alamat email budiman.repdem@yahoo.com
terima kasih
for purposes of alliance it is imperative all working class movement be united regardless of what nationality he is, but remember eradicating the feudalism is a great task. good luck to all of you long live INDONESIAN WORKING CLASS!!!!!!
terima kasih banyak mba tika….=)
Salam kenal buat Mas Budiman. Tolong sampaikan bahwa saya sangat mendukung dia untuk menjadi anggota legislatifdan kiprahnya sebagai seorang politisi. Saya sangat kagum pada tokoh muda seperti dia, smart, wawasan dalam maupun luar negri dimiliki, serta memiliki semangat yg tinggi. Saya juga menyukai hal2 yg berkaitan dengan nilai peradaban dan peninggalan sejarah yg bernilai tinggi, dan saya minta dukungannya supaya generasi muda mempunyai minat berkunjung ke museum2. Dan saya hanya mengenal dia melalui media TV terutama dalam program suara anda di Metro TV.. Dan kalau saya boleh jujur, saya menyarankan teman2 saya yg kurang paham perkembangan menjelang pemilu dan yg tidak akan tahu hendak memilih siapa pada Pemilu Legislatif nanti agar memilih Mas Budiman, krn dgn dmk kt dpt mendukung tokoh muda dan menjadi generasi muda yg peduli akan bangsa dan negara kita tercinta Indonesia
mas budiman yang terhormat, saya mohon selalu ingat untuk melihat ke bawah, karena setelah anda di atas nanti mungkin anda akan lupa kalau anda pernah membela suara-suara yang ada di bawah ini.
segalanya akan berubah. budiman akan berubah. kita semua juga akan berubah. yang tidak berubah adalah perubahan itu sendiri.
saya tidak membela budiman, atau bahkan menyalahkannya. keduanya merupakan bentuk penghakiman. bagi saya adalah penghormatan. kita hormati saja sikap dan keadaanya saat ini. toh itu semua, juga belum berakhir.
parebens senhor budiman. adeus
mas budiman kapan ke papua??
Sekarang Mas Budiman menjadi anggota DPR terpilih. Harapan besar ada tergantung. Berharap dengan aktivis lainnya seperti Pius bisa memberi warna dan terang di parlemen mendatang.
Banyak kaum muda di parlemen, kita lihat, seberapa perjuangan mereka menyambung aspirasi kita.
Selamat berjuang, sekarang adalah saatnya.
Jalan sudah dibuka, kegigihan yang lebih itu yang kami pinta, jauh lebih berkali-kali daripada kegigihan masa lalu.
Rakyat bersatu tak bisa dikalahkan,
aktivis di parlemen jangan disia-siakan!
kayaknya pak budiman harus baca artikel ini deh!!!!!
jangan lupa pada penderitaan orang lain
http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/09/15/07540213/Wakil.Rakyat..Lihatlah.Derita.Suyat
Salam kenal buat Pak Budiman…Bagaimanapun beliu merupakan seorang anak bangsa yang memiliki dedikasi yang baik, terbuka, bersahaja, kritis dan sederhana.
I AM FROM PHILIPPINES [MINDANAO] ,JUST ALLOW ME TO SPEAKS ENGLISH BECAUSE I DON’T UNDERSTAND BAHASA INDONESIA, REGARDING COMMANDANTE BUDIMAN , I BELIEVE HE IS BRILLIANT ,ELOQUENCE , ARTICULATE, HE HAS THE CHARISMA ! I THINK HE IS YOUNGER THAN SOEKARNO AT WHEN HE WAS STRUGGLING FOR THE LIBERATION OF INDONESIA FROM THE BONDAGE OF DUTCH COLONIALISM,HOPEFULLY THERE WILL BE ANOTHER GENUINE PEOPLE’S REVOLUTION IN INDONESIA ,IT IS BETTER HE SHOULD TAKE THE OPPORTUNITY WHILE IS STILL YOUNG BEFORE ITS LATE , YOU HAVE TO STIRKE , BEFORE THE ELITE , RULING CLASS , SMASH YOUR MOVEMENT,TO ME BUDIMAN IS A BLESSING ,THE LIBERATOR OF DEPRIVED AND THE OPPRESSED OR THE EXPLOITED ONE,
Dear friends, brothers and sisters,
Terimakasih atas masukan, apresiasi ataupun kritknya. Saya (saja diberitahu oleh mbak Rustika (meskipun dia lbh muda, saya panggil ‘mbak’ saja) bhw wawancara dia dgn saya sdh mendapat tanggapan dr berbagai kalangan. Tentu semua itu jd prenambah motivasi bg saya. Motivasi utk nberfikir, bekerja dan berjuang lagi intuk meraih mimpi2 sosial0kita. James Bond (dlm slhsatu film-nya) pernah berkata: ‘Kamu hanya hidup dua kali.satu kehidupan utk dirimu sendiri, dan satu kehidupan lain utk mimpi2-mu’. Have a lovely weekend dan terimakasih mbak Tika.
In Solidarity
Budiman Sudjatmiko
Dear teman-teman,
berikut adalah komentar dari Mas Budiman (ikut-ikutan aah..). semoga bisa memberikan jawaban untuk Anda semua.
selamat berjuang Mas Budiman, pe-ermu banyak sekali..
terima kasih mau berkomentar di sini…
salam
mas, budimant memang cocok untuk berinspirasi
artikel yang sangat menarik, dan saya sudah mengagumi beliau ketika masih di PRD, dan saya punya harapan terhadap kepemimpinan beliau di masa yang akan datang
Pontianak, 28 April 2011
Kepada Yth
Mas Budiman Sudjatmiko
ditempat
Mas Budiman mohon maaf atas kelancangan saya memberanikan diri untuk mengirimkan sedikit kabar kepada Mas. Saya Made Mas, pernah menjadi kawan Mas Budiman +/- 13 th yang lalu bersama , Mas Wilson, Mas Agung Anom Astika, Mas Suroso, Mas Ken Budha Kusumandaru, Bang Gardha Sembiring. Dengan penuh keminderan saya menyampaikan kepada Mas bahwa keadaan saya sangat membutuhkan bantuan Mas, saya bingung saya musti mengontak Mas lewat mana, melalui telp kantor terus terang saya sungkan, surat alamat kantor ataupun rumah saya rasa saya juga sungkan (kurang enak ) untuk itu saya beranikan lewat pesan ini, dan saya sangat mengharapkan bantuan Mas. Dan semua perihal diri dan kesulitan saya akan saya jelaskan semuanya pada Mas apabila Mas ada alamaat email ataupun media yang lain yang memungkinkan saya dapat berkomunikasi kepada Mas Budiman secara langsung. Besar harapan kami agar sudi kiranya Mas untuk membalas pesan singkat saya.
Hormat Saya
I Made Indradana, SE dan Keluarga
Perjuangan..Cinta..Kuasa dan mimpi mimpi..
Selama jd anggota DPR-RI dia tidak pernah menyuarakan kasus “teman2 nya yg dihilangkan paksa- yg sampai sekarang belum kembali”. Pdhl dia berkibar dg tumbal nyawa teman2 nya yg tidak jelas keberadaannya.
Dia hadir hanya untuk menikmati kekuasaan dan lupa pada sejatinya perjuangan kemanusiaan.
Selama jd anggota DPR-RI dia tidak pernah menyuarakan kasus “teman2 nya yg dihilangkan paksa- yg sampai sekarang belum kembali”. Pdhl dia berkibar dg tumbal nyawa teman2 nya yg tidak jelas keberadaannya.
Dia hadir hanya untuk menikmati kekuasaan dan lupa pada sejatinya perjuangan kemanusiaan.