Feeds:
Posts
Comments

Archive for September, 2008

Harimau Cemerlang

Dhani, seperti banyak superstar rock lainnya, bukanlah tipe orang yang ragu untuk memamerkan “attititude”nya. Anda bisa menyukai atau membencinya, tapi berkat bakat mau pun prestasinya, serta sikapnya yang penuh paradoks, ia adalah seorang pria yang tak akan mudah dilupakan wanita manapun.

dhani dewa

dhani dewa

“Aku ingin mencerdaskan bangsa Indonesia melalui musik ».
“Aku selalu jadi pemimpin, sejak aku kecil. Aku sok jagoan, tapi selalu menang,”
“Wanita boleh nggak bisa masak, dandan, merawat anak, asal tidak membantah.”

Kata-kata di atas diucapkan Dhani Ahmad Prasetyo, lebih dikenal sebagai Dhani Ahmad, dengan tanpa keraguan sedikitpun. Tidak bisa dibantah, ini bukanlah cerminan karakter orang yang rendah diri. Tapi memang, sukar dibayangkan jika seorang pemimpin salah satu band rock terbesar di Indonesia yang juga merangkap sebagai komposer lagu pop paling laris di negeri ini, untuk bersikap lain. (more…)

Read Full Post »

In Memoriam
Mohamad Ali Chanafiah

Tiga tahun lalu, saya menemui mereka. Hari ini, saya sedih karena saya mendengar Pak Ali sudah meninggal.

Ali di antara para eksil di Swedia

Mantan Dubes tanpa Tanah Air
Terbuang akibat G-30-S (1)

MUHAMAD Ali Chanafiah kini berusia lebih dari 90 tahun. Dia tinggal di sebuah flat delapan lantai di Ragsved, 15 kilometer selatan Stockholm, Swedia.Di rumah yang asri itu Ali tinggal bersama anak laki-lakinya dan dua cucunya. Setiap pagi mantan duta besar Indonesia di Sri Lanka itu sendirian di rumah ditemani dua parkit kesayangannya, Tono dan Tina. Anak dan cucunya bekerja atau sekolah. Dua parkit itu menjerit-jerit dalam kandang yang mungil dan bersih jika ada tamu yang berkunjung.Meski sudah sepuh, Ali tetap bersemangat menceriterakan masa lalunya. (more…)

Read Full Post »

Ambisi Politik dan Cinta

Budiman Sudjatmiko

Budiman Sudjatmiko

Budiman Sudjatmiko

Pada akhirnya dia menyadari bahwa politik dan cinta adalah hal mendasar dalam kehidupan manusia

Kami berbincang di suatu senja yang hujan. Segelas Red Wine dan seporsi Garlic Bread Perancis cukup menjadi suguhan yang menarik. Yah, setidaknya untuk menghilangkan dingin suasana wine lounge, tempat Budiman Sudjatmiko bersedia diwawancara. Duduk di sampingnya, dua perempuan kru televisi yang akan mengambil gambarnya. Sementara itu, beberapa elit politik yang duduk di bangku lain, tampak memberi salam padanya. Ramah.

Budiman Sudjatmiko mungkin sudah bukan lagi nama yang menakutkan. Wacana pemimpin muda masa depan yang didengung-dengungkan kaum reformis belakangan memunculkan namanya kembali di pentas politik Indonesia. Berbagai seminar demokrasi Indonesia dan manca negara mengundangnya untuk bicara. Bulan lalu, dia baru saja membuat Deklarasi Cendekiawan Marhaenis, dengan membawa wajah baru kaum marhaen di Indonesia. Walhasil, aktivitasnya sebagai Ketua Relawan Perjuangan Demokrasi (REPDEM) serta anggota departemen Pemuda dan Mahasiswa Partai Demokratik Indonesia Perjuangan (PDIP) kian bertambah. (more…)

Read Full Post »

Mari Pangestu

Mari Pangestu

Bernavigasi Antara Pilihan

Keseimbangan adalah mitos yang ingin dipatahkan Mari, baik pada saat menjalankan tugas kenegaraan maupun kehidupan rumah tangganya.

Di tengah kecamuk pergantian kabinet beberapa waktu lalu, Dewi menemui Mari Elka Pangestu. Menteri Perdagangan Kabinet Indonesia Bersatu ini terlihat begitu tenang, biasa, tak ada tanda-tanda merasa menang atas posisinya yang masih tetap dipertahankan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. “Jabatan adalah sebuah amanah,” ungkapnya.

Mari merupakan sosok wanita yang cerdas, berwawasan luas dan penuh percaya diri. Meskipun demikian, putri ekonom senior Panglaykim (JE Pangestu) ini memiliki pribadi yang hangat, rendah hati, santun dan penuh perhatian dengan lawan bicaranya. Wajar saja, bila ia begitu mudah beradaptasi dan diterima berbagai kalangan. Setidaknya, dalam beberapa pigura, terlihat kedekatannya dengan beberapa sosok penting dunia, seperti Tony Blair. Di salah satu pigura, terlihat keakraban Presiden Amerika George Bush memegang erat pundak Mari, dengan ekspresi yang tak dibuat-buat. (more…)

Read Full Post »

Cinta dan Kesetiaan

Marty Natalegawa

Marty Natalegawa

Marty Natalegawa

Cinta, wanita dan juga negara adalah segala-galanya

Bertahun-tahun kemudian, saat berada di dalam gedung kedutaan Afrika Selatan di Inggris, Marty Natalegawa mengenang suatu hari ketika ia berdiri di depan gedung itu. Pada waktu itu, ia berdemo, meneriakkan yel-yel kemanusiaan dari pagi hingga malam, menuntut dibebaskannya Nelson Mandela. Semangat menyala-nyala menguasai dirinya. Kini, di tempat yang sama dia berada. Beragam kenangan bermunculan dengan cepat, bertukar tangkap antara idealisme, kemarahan, kenangan dan kini, barangkali bercampur dengan kebanggaan dan kebahagiaan. Perubahan itu begitu nyata di hadapannya. Marty tersenyum, dan menceritakan kisah itu kepada sosok yang berdiri di dekatnya, Duta Besar Afrika Selatan untuk Inggris Raya.

Tak ada yang berubah dari gedung kedutaan itu. Namun sejarah telah membuka halaman baru, seperti halnya dirinya.”Saya kini berada di dalam gedung dan mewakili negara Indonesia,” Marty menceritakan suatu kisah yang berkesan saat dia masih menjabat sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Indonesia untuk Inggris Raya dan Republik Irlandia (2005-September 2007). Kini, Marty menduduki posisi baru sebagai Presiden Direktur Perwakilan Indonesia untuk Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berkedudukan di New York. Sebelumnya, Anda pasti mengenal sosoknya sebagai Juru Bicara Departemen Luar Negeri Indonesia yang smart dan cerdas dengan kacamatanya yang khas. (more…)

Read Full Post »

Ananda Sukarlan

Ananda Sukarlan

Bersembunyi di balik Nada

“Bacalah not-notku, dan kamu akan mengerti aku…”

Ananda Sukarlan sesungguhnya hanya memainkan sebuah lagu yang sederhana: Jali-jali. Namun entahlah mengapa permainan pianonya yang ditawarkan malam itu begitu menggelorakan. Di depan balok-balok hitam putih konstan, ia seolah menyalurkan sebagian jiwa kedalamnya sehingga denting yang disentuhnya begitu bernyawa. Lagu Jali-jali –yang sudah menjadi rutin– menjadi terasa begitu dinamis, bergerak, seolah menyatakan bahwa batas intepretasi dan ekplorasi itu tak pernah ada.

Encore! Encore! Penikmat musik yang jumlahnya terbatas itu tak berhenti memberikan tepukan. Inilah penggalan peristiwa pergelaran The Maestro @ 40, sebuah gala dinner dan Concert the Greatest of Ananda Sukarlan di ballroom Hotel Alila pertengahan Juli lalu. Acara yang digelar untuk merayakan ulang tahun Ananda ke-40 ini juga akan diselenggarakan di Santander (Spanyol), Madrid, dan Mexico City dalam acara International Festival of Contemporary Music. (more…)

Read Full Post »

Pria Postmodern

Penampilan boleh urban, gaya hidup tetap “tradisional”

dimas djayadiningrat

dimas djayadiningrat

Gerhana bulan di malam itu seolah menjadi saksi pertemuan dewi dengan Dimas Djayadiningrat, sang sutradara film komedi satir Quickie Express. Beratap langit, di sela-sela pepohonan, hijau rerumputan, tepi kolam renang berair jernih, kami berbincang. Jenggot panjangnya tampak tak terurus. Ia terlihat sedikit pucat. Obat sakit kepala –yang tak pernah lepas dari tangannya-baru saja ditenggak. “Saya lagi sibuk banget ngurusin film baru,” Ia memulai pembicaraan. Saat itu, ia tengah melakukan editing film Quickie Express yang kini tengah beredar di bioskop-bioskop Jakarta.

Dunia perfilman sesungguhnya bukanlah hal baru buat Jay, nama sapaannya. Ia pernah menyutradarai Tusuk Jelangkung dan memproduseri film 30 Hari Mencari Cinta, Bangsal 13, serta Alexandria. Aktivitas utamanya selama ini adalah membuat iklan. Sebelumnya, ia memang dikenal sebagai klipper bertangan dingin. Sudah ratusan karya apik dihasilkannya, Sekitar 15% diantaranya mendapatkan penghargaan musik tingkat nasional. Tapi kini –di tengah suburnya industri musik-ia memilih istirahat.”Tak ada lagu yang membuat trigger. Hampir semua lagu yang ada hampir sama, tidak ada variasi. Ini bikin aku malas,” ia mengungkapkan alasan, spontan, khas seorang seniman.

(more…)

Read Full Post »

Tafsir Portrait
Indra Leonardi

Karya dan pribadinya begitu sejiwa. Karena itu, imajinasi menjadi sangat penting saat menerobos semesta Indra yang sesungguhnya.

indra leonardi
indra leonardi

Indra Leonardi hampir saja beranjak pulang ketika ia melihat Joseph Estrada dengan pakaian kebesarannya turun dari tangga. Seluruh perlengkapan fotografi yang sudah dimasukkan dalam tas-tas dengan rapi -karena awalnya dibatalkan– dengan sigap dibongkar, dan dibentuknya lagi sebuah studio mini. Semua serba kilat. Sekilat ia kembali membangunkan imajinasi, mood dan juga energinya yang sudah hampir habis karena menunggu, menunggu dan akhirnya memotret istri Estrada yang sesungguhnya tak ada di jadwalnya.

Foto yang dibuat secara cepat itu menjadi foto kenegaraan yang dipasang di istana Malacanang di kemudian hari. Seselip rasa kebanggaan muncul meski hanya sekejap dirasa. Beberapa tahun kemudian, berbarengan dengan kudeta berdarah yang terjadi disana, foto yang menjadi lambang supremasi kekuasaan itu diinjak-injak dan dibakar massa secara kejam. “Sedih juga. Di tivi aku melihat orang-orang kalap merusaknya..,”Indra mengenangkan sepenggal kisah dalam hidupnya sebagai seorang fotografer potret. (more…)

Read Full Post »

Ira Maya Sopha

Bukan Tante Mona

ira maya sopha
ira maya sopha

Peran di filmnya jauh lebih menonjol dibandingkan dengan realita kehidupannya

Di kafe itu, dewi mencari Ira Maya Sopha. Sms yang dikirimkan baru saja mengatakan bahwa dia sudah datang setengah jam lalu. Tapi,  tak ada Ira di sana.  Seorang pegawai kafe memberi kode. Ira berada di lantai bawah, duduk di sofa di bawah anak tangga. Dia sendirian, memojok di ruang remang-remang.

”Hai, sayang..,”ia menyapa dengan riang.  Lalu memberi pelukan spontan. Tangan kanannya sengaja dibuang jauh-jauh. Mungkin dia khawatir rokoknya yang masih menyala akan mengenai lawannya.

Loh kok di sini?
”Iya, di atas ada dua bapak-bapak. Aku takut. Takut mereka akan mengenaliku..”

(more…)

Read Full Post »

Ada Apa dengan Rudi Soedjarwo?

rudi soedjarwo

rudi soedjarwo

Sutradara bertangan dingin ini justru memiliki kisah yang lebih dramatis dibanding film-film yang telah dibuatnya.

Rudi Soedjarwo adalah sutradara yang tak pernah kehabisan ide. Semakin banyak berbincang dengannya, kian banyak ide yang akan terlontar dari pikirannya. Ia pun memiliki kemampuan bercerita yang baik, sehingga patner berceritanya pun dengan mudah akan tersentuh daya imajinasinya. Apalagi saat bercerita tentang film, ia akan menggambarkannya secara detil, lengkap dengan settingnya, kita pun seolah menyaksikan pertunjukan film yang sesungguhnya.

Boleh jadi karena kelebihan inilah ia mampu mencetak film-film laris di Indonesia. Karena idenya yang terus mengalir seperti air, ia tidak pernah melewatkan waktunya tanpa membuat film. Tahun ini saja, ia sudah merencanakan membuat 3 film dalam setahun. Ini berarti di tahun ke-6 ia berkarya, akan terdapat 14 film yang dibuatnya. Hasilnya cukup lumayan, sesuai selera masyarakat. ”Kecuali 9 Naga. Itupun sudah lebih dari 90 ribu penonton,” tukasnya, tanpa bermaksud menyombongkan diri.

(more…)

Read Full Post »

Older Posts »