Feeds:
Posts
Comments

Archive for August, 2008

Cinta Merah

Christine Ay Tjoe

christine ay tjoe

christine ay tjoe

Merah itu luka. Merah itu darah. Tapi merah juga bisa berarti gairah. Kehidupan. Di atas kanvas, ia menyembuhkan seluruh luka dalam hidupnya

Dunia seni rupa Asia Tenggara mengenal benar karya-karya Christine Ay Tjoe (1973). Gaya estetiknya yang khas rupanya mencuri perhatian banyak galeri dan kolektor seni rupa kontemporer. Ia dikenal memiliki sensibilitas estetik yang diolah dari dari perasaan terdalamnya. Karena itu karyanya terasa sangat personal, orisinil, dan sama sekali tak dipengaruhi tren seni rupa terkini. Dia hanya percaya pada dirinya sendiri, sebab kanvas baginya adalah penyembuh luka-luka hidupnya.

Ay Tjoe lahir di Bandung, dari sebuah keluarga sederhana. Di sebuah pemukiman padat, ramai, dan cukup banyak konflik, ia tinggal bersama ketiga saudara kandung, orang tua, dan neneknya dalam sebuah hubungan yang tak hangat, bahkan cenderung dingin dan kaku. Kedua orang tuanya sangat sibuk di toko kelontong miliknya, sehingga Ay Tjoe kecil acapkali merasa tak mendapat perhatian secukupnya. “Kadang saya ingin dipeluk ibu seperti teman-teman lain..,”ia mengingat keinginan yang dipendamnya selama bertahun-tahun dan tak pernah disampaikannya itu.

(more…)

Read Full Post »

Pamijen dari Solo

rahayu supanggah

rahayu supanggah

Cinta dan benci hanyalah sebatas benang tipis….

Bila kini musik tradisi Indonesia dikenal di seluruh dunia, ini barangkali karena perjuangan seorang seniman dari Solo, Jawa Tengah, Rahayu Supanggah. Selain telah berpentas ke lebih dari 40 negara, memberikan kuliah gamelan di Amerika dan Inggris, sejak setahun lalu dia juga membawa pulang piala kebanggaan sebagai komposer terbaik dari Festival Film Asia Pasific, Festival Film Indonesia, dan Asia Film Award melalui film garapan Garin Nugroho: Opera Jawa.

Rahayu lahir di Klego, sebuah daerah miskin -bahkan sampai saat ini-di wilayah Boyolali, Jawa Tengah, tepat pada saat geger pendudukan Belanda kedua (1949). Saat itu, kedua orang tuanya tengah dalam pelarian menuju tempat pengungsian. Dia sendiri masih di dalam kandungan saat ibunya berlari-lari menyelamatkan diri dari serangan yang bertubi-tubi. Berkali-kali ibunya jatuh tergulung-gulung yang menyebabkan dia lahir dalam kondisi darurat. Atas dasar itulah dia dinamakan Panggah Rahayu, yang artinya tetap selamat. (more…)

Read Full Post »

Mencari Jalan Kebahagiaan yang Berbeda

Esthy Susanti Hudiono

Esthy Susanti Hudiono

Dunia ini masih memerlukan banyak “orang gila” untuk mengimbangi berbagai persoalan dari frame berbeda

Adalah Esthi Susanti Hudiono. Membaca catatan kisah hidupnya dalam 15 tahun terakhir, seolah membuka catatan sejarah tentang perkembangan virus HIV/AIDS di Indonesia. Direktur Eksekutif Yayasan Hotline Surabaya ini merupakan generasi pertama aktivis HIV/AIDS di Indonesia. Ia bekerja dengan semangat yang terus membara, di tengah ancaman, kritikan, dan juga kehilangan sebagian materinya, demi menegakkan rasa kemanusiaan.

Dari data-data terakhir yang ditemukan, ia menyebutkan tingginya angka HIV/AIDS di Indonesia. Grafik menggambarkan adanya pertumbuhan yang sangat tinggi dalam waktu sepuluh tahun terakhir, bahkan bisa dibilang sebagai sebuah gap. Sebagai bandingan, terdapat 198 orang terinveksi virus HIV di tahun 1997 dan melonjak hingga 8988 di tahun 2007. ”Jumlah ini mungkin akan membengkak, karena masih banyak orang yang tidak mengetahui bahwa ia terinfeksi HIV. Atau bahkan mereka menutupi kenyataan yang ada,” ungkap Esthi.

(more…)

Read Full Post »

Pertandingan Kehidupan
Susi Susanti

Pengalaman sebagai pemain bertahan selama puluhan tahun telah menempanya menjadi sosok kuat di berbagai keadaan

Susi Susanti

Susi Susanti

Di tengah keterpurukan prestasi olah raga Indonesia, Susi Susanti memberikan angin terang. Tim bulutangkis putri yang dipimpinnya berhasil menjadi runner up dalam piala bulutangkis bergengsi, Uber Cup, Mei lalu. Setelah sepuluh tahun –dan ini artinya dalam waktu yang sama saat Susi memutuskan untuk menggantung raket—prestasi bulutangkis putri Indonesia terus melorot dan dianggap underdog.

Kemenangan ini memberikan sinyal positif dunia bulutangkis putri. “Sekarang masyarakat bangkit lagi justru karena Uber Cup, bukan Thomas Cup. Adalah kebanggaan bagi saya, membangkitkan putri-putri Indonesia. Ini membuktikan bahwa putri Indonesia hebat,” Susi mengenang bagaimana banyak orang yang menyayangkan dirinya saat bersedia menjadi manajer. ”Mereka takut nama saya hancur karena kondisi prestasi tim putri waktu itu.” (more…)

Read Full Post »

Komedi Putar Cinta

Andrea Hirata

Andrea Hirata

Tidak semua kisah percintaan harus berakhir lewat sebuah ikatan pernikahan

Pesona seorang pria kadangkala datang bukan dari keelokan tubuh atau ketampanan wajah, tapi dari kecemerlangan pikiran. Andrea Hirata adalah salah satunya. Namanya begitu banyak dibicarakan belakangan karena karyanya yang bisa dikatakan monumental. Ia, si pengelana asal Belitong itu, memahatkan memoar masa kecilnya –juga kisah percintaannya yang indah– dalam tetralogi novel: Laskar Pelangi (LP), Sang Pemimpi (SP), Edensor dan Maryamah Karpov (MK) (terbit 2008). Ketiga karyanya menduduki posisi sebagai buku terlaris dalam 2 tahun terakhir di Indonesia dan Malaysia (dalam bahasa Melayu).

Kabar terakhir, Edensor masuk dalam nominasi 10 besar Khatulistiwa Literary Award 2007. Barangkali dalam sejarah, inilah momen pertama buku sastra yang menjadi buku terlaris di pasaran. Sebagai catatan, edisi pertama Edensor terjual dalam jangka waktu 4 hari saja (dalam 2 bulan mencapai penjualan 40 ribu, sementara LP dan SP menembus angka penjualan 100 ribu). Sebentar lagi, Anda akan menemukan buku itu dalam edisi bahasa Inggris. Andrea telah menandatangani kontrak dengan penerbit di Spanyol untuk distribusi di wilayah Eropa dan Amerika. (Anda bisa menghitung, berapa gelintir orang Indonesia yang mengalami keajaiban seperti itu).

(more…)

Read Full Post »

Sri Mulyani Indrawati * (revised)

Reformasi Tidak Setengah Hati

Sri Mulyani Indrawati

Sri Mulyani Indrawati

”Saya menganggap, saya diangkat bukan karena perempuan”

Di kalangan kabinet persatuan, boleh dibilang nama Sri Mulyani Indrawati cukup menonjol. Selain memegang jabatan cukup menantang sebagai Menteri Keuangan –di mana ia harus mengelola anggaran negara sebanyak Rp.750 trilyun, berhubungan dengan para wajib pajak, eksportir, importir, pelaku bursa saham hingga semua instansi pemerintah—ia juga sedang melakukan reformasi besar-besaran di lingkungan departemennya. Di tengah memburuknya reputasi departemen yang dipimpin, Anik—nama akrabnya– ingin mengembalikan fungsi birokrasi dalam arti yang sesungguhnya sebagai pelayan masyarakat.

Ekonom Moh. Chatib Basri mengomentari seniornya itu sebagai salah satu menteri yang memiliki performa dan kinerja terbaik. ”Saya kira berkaitan dengan karakter Anik yang tegas, perfeksionis, dia pasti akan tegas melakukannya. Dia itu tipe orang yang kalau punya obsesi dan target tidak gampang menyerah,” Chatib menampakkan optimismenya. Dan memang inilah yang diharapkan. Dalam dua tahun terakhir bisa dibilang kerja besar yang dilakukannya telah memberikan sinyal yang lebih baik, lepas itu belum sampai pada target yang diraih: ”menjadikan depkeu selalu setia menjada kepentingan negara Indonesia di tengah globalisasi, dipercaya dan dibanggakan rakyat Indonesia.” (more…)

Read Full Post »

Percakapan di Atas Kanvas

I Nyoman Masriadi

 

Percakapan di atas kanvas

Percakapan di atas kanvas

 

 

 

 

 

Di balik kesederhanaan dan kediaman sikapnya, tersimpan sebuah kecerdasan langka seorang seniman

 

 

 

Rumah berpagar tinggi di tengah sawah pinggiran kota Yogyakarta itu seolah menandai kediaman I Nyoman Masriadi (1973). Di sanalah, ia kini tinggal bersama istrinya, Anna, dan dua anaknya, menikmati suasana yang nyaman dan damai. Sejuknya air kolam renang, pohon kamboja kuning berbunga rimbun, rerumputan hijau, serta Merajan (pura kecil) yang terdapat di halaman teras belakang, menghantarkan suasana Bali, asal pelukis kontemporer yang namanya kini tengah menjadi pembicaraan berbagai balai lelang internasional.

Seniman muda ini baru saja diprofilkan majalah Sotheby’s International Previeuw sebagai salah satu top master dan seniman kontemporer di dunia. Salah satu karyanya, Jago Kandang, masuk dalam rangking pertama Sotheby’s Top Ten Contemporary South East Asian Painting versi Asian Contemporary Art and Culture Magazine, 2008. Dalam dua tahun ini, harga karyanya terus menembus angka-angka baru. Karya terakhirnya, Sudah Biasa Ditelanjangi, terlelang dengan harga cukup fantastis di balai lelang Christie’s International Hongkong beberapa waktu lalu. (more…)

Read Full Post »